BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Demi mencegah terjadinya pengisian BBM solar subsidi secara berulang, Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan sedang menginvestigasi dan pemetaan (mapping) terhadap kendaraan yang melakukan pengisian di SPBU.
Investigasi itu dilakukan setelah terungkapnya sejumlah kasus pengetapan dan penyelewangan yang dilakukan Polda Kaltim dan Polresta Balikpapan.
Baca juga: Selewengkan Jatah Solar Bersubsidi untuk Nelayan, 3 Orang Ditangkap
Pertamina menjelaskan, aksi itu sangat merugikan masyarakat, dan menyebabkan kelangkaan pada solar subsidi.
"Misalnya dia ngantre sore dapat 200 liter, tapi besok pagi dia ngantri lagi, nggak masuk akal dalam kurun waktu 12 jam. Itu juga kami sedang mapping dan kami sedang sharing dengan kepolisian supaya ini bisa ditindak," kata Area Manager Communications, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Susanto August Satria, Jumat (31/3/2022).
Meski sudah menggunakan kartu kendali untuk melakukan pengisian solar subsidi, Satria menyebut tindakan nakal oknum sopir bisa saja terjadi.
Menurut Satria, seharusnya kartu kendali itu hanya digunakan untuk satu nomor polisi dan satu jenis kendaraan.
Pola pengawasan pun terus dilakukan bersama aparat kepolisian guna mengetahui kendaraan mana yang bertindak nakal.
"Kartu kendali itu modusnya masih kita dalami juga. Tapi saya analogikan seperti ini, bisa saja dia mengganti plat nomornya, karena satu kartu kendali itu hanya untuk satu nomor polisi dan satu jenis kendaraan. Bisa saja dia seperti itu modusnya," ujarnya.
Satria berharap tindakan nakal ini tidak kembali dilakukan, sebab para sopir dan masyarakat yang membutuhkan akan terdampak.
"Paling tidak solar ini benar-benar buat yang membutuhkan. Jangan sampai yang beli kita tahu ya, misalnya (perusahaan) batu bara itu kan harga beli sudah tinggi, masa dia mau beli yang subsidi," tandasnya.
Baca juga: Antrean Pembeli Solar Mengular di Sejumlah SPBU di Pamekasan, Sopir: Katanya Mau Dinaikkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.