Mendengar berita itu, punggawa bergegas memberitahu ratu.
Awalnya, ratu ragu menerima berita itu, namun punggawa menyampaikan dengan penuh kesungguhan dari yang dilihat dan didengarnya.
Baca juga: Legenda Asal-usul Rawa Pening dan Pesan Moral
Pada pagi harinya, utusan pangeran kembali untuk meminta jawaban. Ratu segera menolak mentah-mantah lamaran itu.
Pangeran murka, lantas ia memerintahkan prajurit untuk menyerang Muara Kaman.
Prajurit Muara Kaman terdesak. Sementara, pangeran dan prajuritnya makin dekat dengan istana.
Ratu mencoba tetap tenang. Setelah ia mengucap doa sambil mengunyah sirih, lalu kunyahan sirih di lempar ke area pertempuran.
Tiba-tiba, sirih itu berubah menjadi lipan-lipan raksasa yang amat banyak.
Lipan-lipan menyerang prajurit pangeran. Para prajurit ketakutan dan berlarian ke kapal.
Namun, lipan-lipan tidak berhenti menyerbu. Binatang itu membalikkan kapal pangeran hingga tenggelam.
Baca juga: Legenda Putri Runduk dari Sibolga, Gambaran Kegigihan Perempuan
Kini oleh penduduk Muara Kaman, tempat bekas kapal tenggelam itu disebut Danau Lipan.
Jangan memaksa keinginan kita pada orang lain, karena keinginan kita belum tentu dapat diterima orang lain.
Danau Lipan
Danau Lipan bukanlah danau yang umum dikenal sebagai wilayah perairan. Danau yang terletak di hulu Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, merupakan padang luas yang ditumbuhi semak dan perdu.
Sumber:
hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/
dongengceritarakyat.com
www.academia.edu/1