SOLO, KOMPAS.com - Metode Digital Subtraction Angiography (DSA) atau lebih dikenal sebagai 'cuci otak', yang diperkenalkan mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto masih beroperasi di Rumah Sakit TNI (RST) Slamet Riyadi atau dikenal RS DKT Solo, Jawa Tengah.
Layanan cuci otak ini sudah digunakan untuk sejumlah pasien sejak diresmikan pada Agustus 2021.
Komandan Komando Resort Militer (Korem) 074/Warastratama Surakarta Kolonel Inf Achiruddin mengatakan saat ini DSA masih beroperasi meski Terawan mendapatkan rekomendasi pemecatan dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Baca juga: IDI Vs Terawan dan Komitmen Menkes Budi Gunadi untuk Mediasi
"DSA yang mengoperasionalkan tidak hanya dokter Terawan. Ini ada hubungan pribadi antara urusan personal antara dokter Terawan dengan IDI. Kalau RST dengan dokter Terawan enggak ada masalah," kata Achiruddin kepada Kompas.com, di Loji Gandrung, Selasa (29/3/2022).
Achiruddin mengatakan pertimbangan masih berjalan layanan itu karena untuk kesehatan para pasien, terutama anggota TNI dan keluarganya.
Hingga saat ini layanan tersebut terbatas bagi anggota TNI dan keluarga prajurit. Selain itu, untuk intensitas dr Terawan untuk melakukan perawatan terbilang jarang.
"Beliau (Terawan) hanya sebagai supervisi," ujarnya.
Baca juga: Kontroversi Terawan dan Vaksin Nusantara yang Berujung Rekomendasi Pemecatan dari IDI
Sejak metode cuci otak itu beroperasi, Achiruddin menyatakan belum ada keluhan yang disampaikan pasien.
Selain itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman disebutnya memberikan izin metode pengobatan ini dijalankan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.