KOMPAS.com - Kasus seorang ibu di Jember, Jawa Timur, yang tega membuang bayinya sendiri menjadi sorotan.
FN, pada Rabu (23/3/2022) lalu, juga telah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi.
"Ibu dari bayi itu sudah kami tetapkan sebagai tersangka,"kata Kasat Reskrim Polres Jember AKP Komang Yogi Arya Wiguna, kepada Kompas.com, Minggu (27/2/2022).
Dalam penyelidikan, FN mengaku sering mendapat perundungan karena tidak memberikan air susu ibu (ASI).
“Tersangka FN mengaku sering dibully, dianggap wanita kurang sempurna karena bayinya tidak diberi ASI," ungkapnya.
Baca juga: Usai Buang Bayinya ke Sumur, Ibu di Jember Pura-pura Panik dan Ikut Mencari Korban
Sementara itu, menurut psikolog dari Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, Cornelius Siswa Widyatmoko, tindakan bullying atau perundungan berpotensi memunculkan emosi atau rasa marah dari korban.
Reaksi terhadap perundungan itu juga tergantung dengan karakter seseorang.
"Bila bully ke orang yang kuat, bisa membuat orang tersebut makin kuat. Tapi kalau yang dibully orang yang lemah, maka efeknya bisa parah atau berjangka panjang," katanya kepada Kompas.com, Senin (28/3/2022).
Sementara dalam kasus di atas, kata Siswa, bullying soal ASI memicu kemarahan FN terhadap dirinya sendiri.