Saat musim hujan tiba, Halimah mengaku kesulitan karena atap rumahnya bocor. Sedangkan dinding yang hanya berlapiskan karung itu juga basah terkena percikan hujan.
Halimah mengaku banyak petugas yang telah mendatangi dirinya meminta foto KTP dan KK untuk mendapatkan bantuan.
Namun, sejauh ini bantuan rumah gempa yang diharapkan itu nihil.
“Sudah beberapa orang ke sini terus foto-foto rumah, KTP, KK, tapi sampai sekarang kondisi tetap tinggal di sawah, bahkan sudah mulai empat kali puasa di sini,” kata Halimah.
Sementara itu, Junaidi mengatakan hal serupa bahwa dirinya sekeluarga kerap didatangi petugas yang melakukan survei rumahnya.
Namun, hingga kini belum ada kepastian rumah yang dijanjikan tersebut.
“Banyak yang suah suvei, tapi lagi-lagi jawabannya nama kita tidak ada dalam daftar penerima bantuan,” ungkap Junaidi.
Kini Junaidi hanya bisa pasrah dan tetap bertahan di pematang sawah bersama anak dan istrinya dengan pekerjaan bertani dan buruh serabutan.
“Mau berbuat apa lagi, kita pergi jadi buruh tani, kadang kalau ada pekerjaan bangunan ikut, ya untuk nyambung hidup sehari-hari,” kata Junaidi.
Disampaikan Junaidi bahwa saat ini ia belum memiliki uang pribadi untuk memperbaiki rumahnya yang rusak tersebut dan berharap ke pada pemerintah daerah maupun pusat agar memperhatikan kondisinya.
“Semoga pemerintah mendengarkan memperhatikan kondisi kita, terketuk hatinya untuk membantu,” kata Junaidi.
Sekretaris Desa Sintung Karyadi mengakui ada ratusan KK korban gempa yang belum mendapatkan bantuan Rumah Tahan Gempa (RTG), termasuk keluarga Junaidi.
“Di desa kami ada sekitar 300 KK yang belum mendapatkan bantuan, termasuk yang paling parah saat ini ada tiga keluarga yang masih tinggal di tenda,” kata Karyadi saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Karyadi menyampaikan bahwa pihak desa pernah mendata dan mengusulkan ke pemerintah kabupaten agar ratusan KK tersebut mendapatkan bantuan.
“Terkadang warga juga sudah jenuh, kita terus minta KTP, KK segala macam untuk didata, tapi apa yang kita usulkan ke Pemkab itu sampai sekarang belum ada respons,” ucapnya.
Karyadi mengaku tidak mengetahui alasan warga yang diusulkan tersebut tidak keluar sebagai orang penerima bantuan.
“Kalau kesalahan di mana kami juga tidak tahu, kami hanya mengusulkan ke pemerintah atasan, ini warga kami yang belum mendapatkan bantuan, tapi sampai hari ini tidak ada informasi,” tutur Karyadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.