CIAMIS, KOMPAS.com - Pasangan suami istri (pasutri), Aan Taufiqurrahman dan Ela Rosmalia saling berhadapan sebagai calon kepala desa pada pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Minggu (27/3/2022). Pilkades tersebut hanya diikuti dua calon, yakni pasutri tersebut.
Aan merupakan kepala desa inkumben. Dia mencoba untuk kembali menjadi kepala desa pada periode kedua.
Saat ditemui usai mencoblos di TPS 02 Dusun Sarayuda, Desa Kertaharja, Aan menjelaskan, ia mengikuti seluruh proses pencalonan sesuai tahapan. "Mulai penetapan panitia (pemungutan suara), pembukaan dan pendaftaran calon kades, saya ikuti," jelas Aan.
Baca juga: Diduga Depresi 3 Kali Kalah Pilkades, Mantan Kades Tewas Gantung Diri
Aan mengatakan, saat itu pendaftaran calon kepala desa sudah akan berakhir. Namun, kata dia, belum juga ada calon lain yang muncul.
"Jika satu calon, Pilkades tidak bisa dilaksanakan. Tidak ada lawan kotak kosong (di Pilkades)," jelasnya.
Aan merasa bertanggung jawab karena sebagai inkumben. Dia ingin menyukseskan Pilkades di Ciamis.
"Bila di Kertaharja tidak ada calon (kades lainnya), saya selaku kepala desa kurang bertanggung jawab atas program pemerintah," jelasnya.
Aan kemudian menelusuri bila ada warga yang hendak nyalon kepala desa. Di Kertaharja, kata dia, banyak orang-orang pintar, orang kaya, dan berkompeten. "Tapi kenapa mereka masih rendah minatnya untuk nyalon kades," kata dia.
Bahkan, Aan sampai mendatangi warga yang didengarnya punya niat untuk nyalon. "Yang dianggap menurut masyarakat ingin, akan mencalonkan, saya datangi di detik terakhir," kata dia.
Baca juga: Pilkades Serentak di Lamongan, Purnawirawan hingga Anggota TNI Aktif Ikut Nyalon
Hasil penelusurannya, ternyata tidak ada warga yang mau nyalon kepala desa. Sementara di sisi lain, Aan berupaya untuk menyukseskan Pilkades.
"Ada orang yang bilang, saya ingin nyalon asal dimodali, dibayar. Saya jawab, jangankan untuk bayar orang, saya sendiri sebenarnya juga bukan banyak uang (nyalon kades) tapi atas dasar tanggung jawab," tegas Aan.
Di detik-detik akhir, Aan menawari istrinya, Ela Rosmalia untuk maju sebagai calon kades. Kepada istrinya, dia berkata, ini semua untuk mendukung kesuksesan Pilkades.
"(Istri sempat) menolak," kata Aan.
Menurut Aan, istrinya kemudian diberi berbagai saran dan masukan dari keluarga. Masukan tersebut salah satunya, dengan mencalonkan diri sebagai kades itung-itung mengabdikan diri kepada suami.
"Jika tidak jadi (terpilih), tetap jadi Bu Kuwu (sebutan untuk istri kepala desa)," seloroh Aan.
Di hari akhir penutupan pendaftaran calon, Ela akhirnya mendaftar. Saat itu, berkas pendaftaran Ela masih kekurangan 4 poin persyaratan kelengkapan calon kepala desa.
"Seminggu kemudian baru lengkap. (Persyaratan) bisa menyusul. Kalau saya sudah lengkap saat mendaftar," katanya.
Dengan daftarnya Ela, maka pendaftaran calon kades tidak diperpanjang. "Karena sudah dua calon. Ada perpanjangan kalau masih satu (calon)," kata Aan.
Baca juga: Kasus Covid-19 Menurun, Pemkot Ambon Segera Gelar Pilkades di 9 Desa
Aan mengaku mengikuti seluruh tahapan kampanye calon kades sesuai aturan pemerintah. Kata dia, tidak ada konflik sedikitpun. "Saya hanya berdua (pergi ke lokasi kampanye)," kata Aan.
Kepada warga, Aan dan Ela meminta doa dan dukungan. Siapapun yang terpilih nanti, kata dia, mudah mudahan-mudahan yang terbaik.
"Saya prinsipnya sekarang mau milih Ela silakan. Itu pilihan warga. Saya harap masyarakat berpikir cerdas," jelas Aan.
Selama dua kali mengikuti Pilkades, Aan mengaku tidak pernah membuat tim sukses. Politik yang ia jalankan adalah silaturahmi.
Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi Dana Pilkades Serentak, Jaksa Periksa 3 Pejabat Pemkab Madiun
"Sampai saat ini saya tak pernah bikin (banner) saya nomor saya nomor satu dan Ela nomor dua," kata Aan.
Dia mengaku bukannya kepedean tidak membuat alat peraga kampanye. Namun, kata Aan, ia dan istrinya sering berkunjung ke masyarakat.
"Saya selama 6 tahun (jadi kades), modal utama saya adalah silaturahmi," jelasnya.
Aan menegaskan, ia menjadi kades untuk melayani masyarakat, untuk bekerja. "Kenapa harus habis-habiskan uang. Prinsipnya sederhana seperti itu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.