KENDARI, KOMPAS.com – Gempa bumi tektonik yang menguncang wilayah kota Kendari, Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Utara, dan Kabupaten Konawe Kepulauan di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dua hari belakangan ini akibat adanya aktivitas Sesar Lawanopo.
Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari, mencatat ada 38 kali gempa susulan selama dua hari, yakni pada Jumat dan Sabtu kemarin.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kendari, Rudin, mengatakan gempa dengan magnitudo 5,2 yang terjadi pada Sabtu (27/3/2022) pukul 21.16 WITA menguncang wilayah Kendari dan sekitarnya berpusat di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe.
Berdasarkan informasi terakhir, magnitudo gempa direvisi menjadi 5,1.
Gempa susulan kembali terjadi sebanyak 24 kali hingga Minggu (28/3/2022) pukul 11.49 WITA di bawah 3 M.
Sehari sebelumnya, gempa tektonik terjadi pada 25 Maret 2022, bermagnitudo 4.9, kemudian disusul gempa kecil sebanyak 14 kali.
Rudin menjelaskan, gempa tektonik selama dua hari itu dipicu oleh aktivitas Sesar Lawonopo yang membentang dari wilayah Utara, yakni kabupaten Kolaka Utara, Kolaka, Kolaka Timur, Konawe, Konawe Utara, Kendari dan Konawe Kepulauan.
Walau terus menunjukkan keaktifannya, lanjut Rudin, gempa bumi yang terjadi puluhan kali itu tidak berpotensi Tsunami.
"Masih aktif. Secara historis Sesar Lawanopo bisa menghasilkan dan berpotensi gempa di atas 5 M” ujar Rudin kepada Kompas.com saat dihubungi via telepon, Minggu (27/3/2022).
Baca juga: Rentetan Gempa Guncang Kendari, Ini Imbauan BMKG untuk Warga di Pesisir Pantai
Menurut Rudin, sesar Lawanopo ini terjadi akibat terjadinya pergerakan ada desakan samudera Pasifik dan samudra Australia, sehingga mendorong terjadinya aktivitas Sesar Lawanopo tadi.
Rudin mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik menyikapi situasi saat ini. Masyarakat juga diminta agar tak terpengaruh akan informasi yang bukan dari BMKG langsung.
Sementara itu, dampak gempa M 5,1 yang terjadi pada Sabtu malam, warga Nii Tanasa dan Lalonggasumeeto serta warga Desa Kapuala mengungsi ke bukit yang berada di desa Bumi Indah di kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe yang merupakan pusat gempa.
Terdapat sekitar 60 warga Nii Tanasa, Kecamatan Soropia, yang mengungsi ke dalam masjid begitu gempa terjadi.
Kapolsek Lalonggasumeeto Iptu Kartini mengatakan, ada sekitar 100 orang menyelamatkan diri ke lokasi yang lebih tinggi, yakni di Desa Bumi Indah. Sebab, warga yang mengungsi tadi bermukim di dekat laut.
"Cukup jauh juga tempat mereka mengungsi, dan warga membangun tenda. Tadi warga sudah pulang ke rumah masing-masing, tetapi tenda mereka masih berdiri," kata Kartini kepada Kompas.com.
Baca juga: Sejak Jumat hingga Minggu Siang, Kendari Diguncang 37 Kali Gempa