SOLO, KOMPAS.com - Alami kejang-kejang saat menonton orang memancing, Arif Nur Hidayat (23), warga Kentingan, Jebres Kota Solo, hanyut terbawa arus Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah.
Hanyutnya Arif sejak Kamis (24/3/2022) malam, hingga kini pukul 10.30 WIB, Jumat (25/3/2022), korban belum ditemukan.
Humas Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Pos SAR Solo, Yohan Tri Anggoro, mengatakan 60 anggota atau relawan telah diterjunkan dalam upaya pencarian korban.
Baca juga: Kronologi Siswa MI di Magetan Meninggal Sehari Usai Divaksin, Sempat Jatuh dan Kejang-kejang
"Sampai sekarang belum ketemu. Pencarian tadi prepare dari jam 06.00 WIB, sekitar pukul 07.00 WIB, penyisiran dari lokasi kejadian," katanya saat ditemui Kompas.com dilokasi pencarian, Jumat (25/3/2022)
Yohan menjelaskan pencarian baru dimulai pagi hari, lantaran di malam hari aliran air deras dan jarak pandang minim karena gelap.
"Kendala arus deras banget, yang dari penyelaman jarak pandang terbatas 0 meter gak kelihatan," jelasnya.
Tim penyelam terdiri dari empat orang penyelamatan. Yang menyisir radius 20-25 meter dari titik terakhir korban terlihat.
"Kedalaman 3 meter, banyaknya kendala tetap dimaksimalkan untuk pencarian, belum bisa kapan ketemu semoga membuahkan hasil," harapannya.
Koordinator SAR BM Pemuda Pancasila Solo, Agung Riskiyono, mengatakan kemungkinan besar korban berada di dasar palung Bengawan Solo.
Baca juga: Warga Lombok Meninggal Dunia Usai Divaksin, Sempat Kejang-kejang, Tim Selidiki Penyebab Kematian
"Di titik jatuh setelah kejang-kejang, ada palung kedalaman sekitar 3 meter, kemungkinan ada di dalam palung tapi belum bisa diprediksi karena arus masih deras. Penyelam belum bisa menjangkau baru tahap satu ini," jelasnya.
Dari pengakuan dua saksi teman korban, Agung menjelaskan sebelum jatuh ke Sungai Bengawan Solo, mengalami kejang-kejang karena penyakit epilepsinya kambuh.
"Kedua saksi temannya melihat, langsung mencari pertolongan. Tapi saat tiba di lokasi kejadian sudah hayut. Mau ditolong mereka tidak bisa berenang," jelasnya.
Sementara itu, Puji Santoso ayah dari korban, mengatakan sebelum kejadian pamit mau melihat orang mancing.
Namun, karena riwayat penyakit korban yakni epilepsi kambuh, mengakibatkan anaknya hanyut terbawa arus Bengawan Solo.
"Iya, awalnya mau melihat orang mancing, nonton. Punya riwayat epilepsi. Dulu kan kecelakaan tabrak lari, sampai sekarang berobat terus," jelas Puji,.
Sedangkan untuk, ciri-ciri khusus korban berambut hitam pendek, wajah oval, dan tinggi lebih kurang 165 cm. Ketika terjatuh ke Sungai Bengawan Solo korban mengenakan kaus lengan pendek warna merah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.