MARTAPURA, KOMPAS.com - Warga menduga, banjir yang melanda 72 desa yang tersebar di 5 kecamatan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) diakibatkan oleh aktifitas tambang.
Heru, warga Kelurahan Keraton, Kecamatan Martapura mengungkapkan, banjir parah kerap melanda Martapura sejak 3 tahun terakhir.
Menurutnya, selain curah hujan, aktivitas pertambangan turut andil menjadi penyebab banjir.
Baca juga: Krueng Nisam Meluap, 9 Desa di Aceh Utara Terendam Banjir
Heru yang juga sebagai ketua RT ini menuturkan, dahulu, walaupun hujan turun dengan intensitas cukup tinggi, banjir jarang datang.
Namun kini, setelah aktivitas tambang semakin banyak, maka, banjir dalam setahun bisa terjadi 3 hinga 4 kali.
"Karena alam yang rusak di hulu, air hujan yang turun tidak tersaring lagi. Akibatnya Sungai Martapura tidak bisa menampung debit air yang begitu banyak," ujar Heru kepada wartawan, Kamis (24/3/2022).
Heru mengaku sudah tinggal di Kelurahan Keraton selama 30 tahun, dia pun berharap pemerintah segera mereklamasi bekas galian tambang yang dibiarkan menganga.
"Oleh sebab itu Saya harap pemerintah bisa melakukan reklamasi dan juga menutup kembali lubang tambang yang terbuka," pintanya.
Tambang yang dituding sebagai penyebab banjir langsung dibantah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjar.
Kepala BPBD Banjar, Ahmad Solhan mengatakan, curah hujan yang turun dalam sepekan terakhir menjadi penyebabnya.
Menurutnya, di daerah hulu Kabupaten Banjar sama sekali terjadi hujan sehingga kecil kemungkinan tambang menjadi penyebab banjir.
"Karena bagian hulu di Kabupaten Banjar tidak ada terjadi hujan, artinya tidak mungkin karena faktor tambang," jelas Solhan.
Meluasnya banjir di Kabupaten Banjar Kalsel kata Solhan membuat pemerintah daerah menetapkan status siaga darurat.
Baca juga: 2 Orang Hanyut Terseret Banjir Bandang di Sumenep
"Untuk saat ini Kabupaten Banjar sudah ditetapkan status siaga darurat," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, banjir merendam ratusan rumah di Kabupaten Banjar, Kalsel akibat tingginya curah hujan.
Kebanyakan rumah yang terendam berada di bantaran Sungai Martapura. Ketinggian air bervariasi, mulai 30 hingga 60 senti meter.
Pada, Rabu (23/3/2022) banjir semakin meluas dan merendam 3.933 rumah yang tersebar di 72 desa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.