Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kekerasan Seksual, Aktivis Ingatkan Pentingnya Pendidikan Seks

Kompas.com - 24/03/2022, 07:27 WIB
Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com - Asih Widiyowati, aktivis perempuan Umah Ramah Cirebon, mengingatkan pentingnya pendidikan seks untuk anak laki-laki dan perempuan.

Hal tersebut disampaikan Asih mengingat banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi beberapa waktu terakhir.

"Padahal, berbicara pendidikan seksual bukan bicara tentang esek-esek. Setiap manusia punya hasrat seksual, kita tak bisa menolaknya. Namun, akan bermasalah jika melampiaskannya ke orang lain dan itu melanggar hak orang lain. Ya seperti ayah memerkosa anaknya," kata Asih saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/3/2022).

Ia mengatakan, selama ini masyarakat lebih banyak "mengatur" perempuan, padahal laki-laki pun seharusnya memahami tentang isu kekerasan seksual.

"Karena kita tahu bahwa pelaku terbanyak kekerasan seksual adalah pria. Laki-laki. Jadi kami di Umah Ramah sejak beberapa waktu terakhir juga mengajak laki-laki teman muda, memahami seksualitas. Kita bahas bareng. Kita urai bersama," kata Asih.

Baca juga: Aktivis Perempuan Sebut Pelaku Kekerasan Seksual Terbanyak Orang Terdekat: Ada Relasi Kuasa

Relasi kuasa

Asih mengatakan, kasus kekerasan terjadi karena ada relasi kuasa antara pelaku dan korban.

Ia mencontohkan kasus pemerkosaan anak oleh ayah kandung di Semarang yang mengakibatkan korban kejang dan meninggal.

"Relasi kuasa ini ada kuat ada yang lemah, dan anak-anak tidak berani menolak karena takut diancam," kata dia.

Ia juga menyebut lingkungan yang abai menjadi pemicu kekerasan seksual terjadi berulang.

Baca juga: Ada Luka di Alat Vital, Bocah 8 Tahun Tewas Diperkosa Ayah Kandung, Sempat Kejang dan Dibawa ke Klinik

"Mau tidak mau kadang kita abai. Contohnya begini, korban anak biasanya sudah menunjukkan kode, tapi ternyata tak sampai ke kita karena ada relasi kuasa," kata dia.

Selain itu, Asih berharap orangtua mengajarkan kepada anaknya untuk berani mengungkapkan perasaannya jika tak nyaman.

"Saya berharap kita semuar aware dengan tubuh, Berani speak up. Harus berani ngomong ketika kita nyaman. Please jangan diam," kata Asih.

Baca juga: Remaja Putri 14 Tahun Diduga Dianiaya dan Diperkosa dalam Kamar Hotel di Pontianak

Selain itu, ia berharap pemerintah membuat regulasi yang melindungi anak dan perempuan korban kekerasan seksual.

"Saya mengatakan negara hingga hari ini belum benar-benar hadir di tengah perempuan dan anak korban seksual. Saya menyayangkan sekali. Seharunya Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) harus disahkan. Paling tidak saat korban mengambil langkah hukum, mereka mendapatkan keadilan yang diinginkan," kata Asih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com