KOMPAS.com - Asih Widiyowati, aktivis perempuan Umah Ramah Cirebon, mengingatkan pentingnya pendidikan seks untuk anak laki-laki dan perempuan.
Hal tersebut disampaikan Asih mengingat banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi beberapa waktu terakhir.
"Padahal, berbicara pendidikan seksual bukan bicara tentang esek-esek. Setiap manusia punya hasrat seksual, kita tak bisa menolaknya. Namun, akan bermasalah jika melampiaskannya ke orang lain dan itu melanggar hak orang lain. Ya seperti ayah memerkosa anaknya," kata Asih saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/3/2022).
Ia mengatakan, selama ini masyarakat lebih banyak "mengatur" perempuan, padahal laki-laki pun seharusnya memahami tentang isu kekerasan seksual.
"Karena kita tahu bahwa pelaku terbanyak kekerasan seksual adalah pria. Laki-laki. Jadi kami di Umah Ramah sejak beberapa waktu terakhir juga mengajak laki-laki teman muda, memahami seksualitas. Kita bahas bareng. Kita urai bersama," kata Asih.
Baca juga: Aktivis Perempuan Sebut Pelaku Kekerasan Seksual Terbanyak Orang Terdekat: Ada Relasi Kuasa
Asih mengatakan, kasus kekerasan terjadi karena ada relasi kuasa antara pelaku dan korban.
Ia mencontohkan kasus pemerkosaan anak oleh ayah kandung di Semarang yang mengakibatkan korban kejang dan meninggal.
"Relasi kuasa ini ada kuat ada yang lemah, dan anak-anak tidak berani menolak karena takut diancam," kata dia.
Ia juga menyebut lingkungan yang abai menjadi pemicu kekerasan seksual terjadi berulang.
"Mau tidak mau kadang kita abai. Contohnya begini, korban anak biasanya sudah menunjukkan kode, tapi ternyata tak sampai ke kita karena ada relasi kuasa," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.