Tobi menjelaskan, krisis iklim global sangat berdampak di wilayahnya.
Sejumlah sumber mata air sudah tidak mengalir lagi. Bahkan debit air terus berkurang.
Untuk itu salah satu upaya untuk menjaga dan merawat sumber mata air dengan menanam anakan bambu di sekitar sumber mata air.
"Krisis iklim global sangat terasa. Selain panas dan perubahan cuaca yang tidak menentu saat ini juga berdampak tidak mengalirnya air dari sejumlah sumber mata air," jelasnya.
Baca juga: Baru Dilantik Jadi Sekcam, Mantan Pjs Kades di Manggarai Diperiksa Polisi Terkait Dana Desa
Pensiunan dari Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marselus Ndeu menjelaskan pohon bambu memiliki beragam fungsi.
Di antaranya, menyaring air, menahan longsor, hingga membuat resapan air kotor menjadi air bersih. Batang bambu bisa dijadikan tiang rumah dan bahan-bahan lainnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Kehutanan Kabupaten Manggarai Timur, Doni Nggaro menjelaskan, budidaya dan pembibitan anakan bambu sedang gencar dilakukan di seluruh Manggarai Timur.
Bahkan, Pihak UPTD Dinas Kehutanan Kabupaten Manggarai Timur melibatkan lembaga sekolah, gereja dan sejumlah lembaga sosial menanam anakan bambu di sekitar sumber mata air.
"Menanam anakan bambu di sekitar sumber mata air sudah dilakukan di sejumlah sumber mata air di wilayah kerja Dinas Kehutanan Manggarai Timur," jelasnya.
Baca juga: Pria di Manggarai Dibacok Keluarganya Sendiri akibat Rebutan Tanah
Nggaro menjelaskan, Pulau Flores sudah sangat terkenal dengan hutan Bambu Flores.
Rumpun bambu memiliki banyak manfaat untuk menahan bencana tanah longsor.
Banyak manfaat pohon bambu bagi keberlangsungan dan keberlanjutan hidup manusia dan makhluk lainnya di bumi.
"Saat ini Dinas Kehutanan terus melakukan pembudidayaan dan pembibitan anakan bambu," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.