Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Curah di Tasikmalaya Tembus Rp 20.000 Per Liter, Disperindag Coret Pedagang Nakal

Kompas.com - 21/03/2022, 13:34 WIB
Irwan Nugraha,
Khairina

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Firmansyah, mengaku akan mencoret para pedagang nakal penerima subsidi minyak curah murah yang menjual lebih dari Rp 11.500 per liternya.

Selama ini sebagian besar pedagang minyak curah di pasar-pasar Tasikmalaya menjual dengan harga fantastis sampai tembus Rp 20.000 per liternya.

Padahal, sesuai aturan harga eceran tertinggi (HET) pemerintah terbaru untuk harga minyak curah paling mahal dijual Rp 14.000 per liternya.

"Begini kemarin tanggal 16 Maret 2022, kita kan sudah operasi pasar minyak curah murah ke para pedagang dengan harga Rp 10.500 per liter. Para pedagang pun menandatangani fakta integritas untuk menjual ke konsumen Rp 11.500 per liter. Kalau pedagang yang nakal menjual lebih dari itu akan langsung kita coret, blacklist tak akan menerima lagi subsidi minyak curah," jelas Firmansyah kepada wartawan lewat ponselnya, Senin (21/3/2022).

Baca juga: Harga Minyak Goreng di Tanjungpinang Tembus Rp 25.000 Per Liter, Pedagang Gorengan Pilih Naikkan Harga

Firmansyah menambahkan, pihaknya pun di lapangan kebingungan dengan kondisi distribusi minyak curah dan kemasan sekarang ini.

Pasalnya, tak sampai waktu sehari jelang pengunuman HET minyak curah Rp 14.000 per liter dan minyak kemasan dicabut subsidinya, pasokan barang di ritel dan toko besar jadi banyak.

Tentunya hal ini menjadi sorotan semua pihak termasuk Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kota Tasikmalaya untuk segera memonitoring langsung ke lapangan.

Pihaknya pun menduga ada upaya-upaya kesengajaan penyimpanan atau penimbunan menunggu subsidi minyak kemasan dicabut.

Awalnya langka kini banyak

Soalnya, beberapa minyak kemasan berbagai merek yang selama pemberlakuan subsidi tidak ada, sekarang kembali muncul dan di pasaran dengan jumlah banyak.

"Setelah ini (subsidi minyak kemasan dicabut) jadi banyak, teu kahartos tateh (gak mengerti itu). Jadi ada merek-merek minyak yang enggak ada di pasar, jadi ada lagi. Kita Satgas Pangan masih melihat kondisi ini. Usai ada pengumuman, mendadak di ritel dan toko besar banyak muncul, saya juga heran. Apakah ada upaya penyimpanan-penyimpanan sesuai dengan mereka harapkan," tambah dia.

Selama ini, operasi pasar minyak curah subsidi dengan harga Rp 10.500 bagi pedagang akan terus dilakukan pemerintah.

Dengan syarat, para penerima subsidi akan menjalankan fakta integritas yang ditandatangani sesuai dengan HET terbaru minyak curah Rp 14.000.

Baca juga: Cegah Penimbunan Minyak Goreng di Rohul, Dandim: Jangan Ikut Bermain di Situ, Risikonya Berat

Namun, melihat kondisi di lapangan harga minyak curah masih dijual pedagang Rp 19.000 sampai Rp 20.000 per liter tentunya akan dicek dulu di lapangan terkait penyebabnya.

"Tapi, fakta di lapangan ada yang menjual Rp 20.000. Kita cek dari mana? Kalau mereka tak mematuhi fakta integritas akan di-blacklist dan tak akan disuplai lagi harga minyak curah. Kalau saat monitoring mereka tak patuh fakta integritas, kita tidak akan diberi lagi harga pasar minyak curah," pungkasnya.

Emak-emak bingung

Emak-emak di Tasikmalaya, Jawa Barat, merasa bingung dengan penetapan harga minyak goreng kemasan yang harganya naik drastis jadi Rp 24.000 per liter dari sebelumnya sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Politisi PAN Siap Bertarung dalam Pilkada 2024 Menjadi Bupati Ende

Politisi PAN Siap Bertarung dalam Pilkada 2024 Menjadi Bupati Ende

Regional
217 Kecelakaan Terjadi di Jateng Selama Mudik Lebaran 2024

217 Kecelakaan Terjadi di Jateng Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Cekcok, Pria di Bangkalan Tega Bacok Paman Sendiri hingga Tewas

Cekcok, Pria di Bangkalan Tega Bacok Paman Sendiri hingga Tewas

Regional
Gubernur Bengkulu Pastikan Tol Bengkulu-Lubuk Linggau Diteruskan

Gubernur Bengkulu Pastikan Tol Bengkulu-Lubuk Linggau Diteruskan

Regional
Gelisah Ngatiyem, Pembuat Selongsong Ketupat Didominasi Orang Tua

Gelisah Ngatiyem, Pembuat Selongsong Ketupat Didominasi Orang Tua

Regional
Cabuli Mantan Murid hingga Hamil, Oknum Guru SMP di Pontianak Ditangkap

Cabuli Mantan Murid hingga Hamil, Oknum Guru SMP di Pontianak Ditangkap

Regional
Polisi Periksa Kelaikan Bus ALS yang Terbalik di Malalak, Agam

Polisi Periksa Kelaikan Bus ALS yang Terbalik di Malalak, Agam

Regional
Suami di Magelang Aniaya Istri Pakai Kapak, Awalnya Cemburu Lihat Chat di Ponsel Korban

Suami di Magelang Aniaya Istri Pakai Kapak, Awalnya Cemburu Lihat Chat di Ponsel Korban

Regional
Tiga Kepala OPD di Solo Terima Parsel Lebaran, Kepala Inspektorat: Disalurkan ke Panti Asuhan

Tiga Kepala OPD di Solo Terima Parsel Lebaran, Kepala Inspektorat: Disalurkan ke Panti Asuhan

Regional
Polisi Penemu Rp 100 Juta Milik Pemudik Diberi Beasiswa Sekolah Perwira

Polisi Penemu Rp 100 Juta Milik Pemudik Diberi Beasiswa Sekolah Perwira

Regional
Setelah Macet Tiga Hari Berturut-Turut, Simpang Ajibarang Banyumas Kembali Normal

Setelah Macet Tiga Hari Berturut-Turut, Simpang Ajibarang Banyumas Kembali Normal

Regional
FX Rudy Ungkap Pesan Khusus dari Megawati Soekarnoputri

FX Rudy Ungkap Pesan Khusus dari Megawati Soekarnoputri

Regional
Bus ALS Terbalik di Jalur Padang-Bukittinggi, Kernet Tidur dan Selamat

Bus ALS Terbalik di Jalur Padang-Bukittinggi, Kernet Tidur dan Selamat

Regional
Sebut Penjaringan Cawalkot PDI-P Solo Sudah Ramai, Gibran: Makin Banyak Pilihan, Makin Bagus

Sebut Penjaringan Cawalkot PDI-P Solo Sudah Ramai, Gibran: Makin Banyak Pilihan, Makin Bagus

Regional
Dorong Kelancaran Arus Mudik dan Balik Lebaran, Pemkab Wonogiri Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di 8 Titik

Dorong Kelancaran Arus Mudik dan Balik Lebaran, Pemkab Wonogiri Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di 8 Titik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com