ENDE, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Marianus Alexander menyatakan, penyakit jamur menjadi penyebab utama 80 hektar tanaman ubi Nuabosi di Kecamatan Ende, Kabupaten Ende, gagal panen.
Marianus berujar, pihaknya sudah melakukan monitoring lapangan untuk memastikan jenis penyakit yang menyerang tanaman ubi tersebut.
Baca juga: 80 Hektar Tanaman Ubi Nuabosi Diserang Hama Busuk, Petani di Ende Rugi Ratusan Juta Rupiah
"Berdasarkan survei detail dan hasil uji laboratorium, tanaman ubi rusak karena jamur fusarium aolani dan fusarium holetotikum," ujar Marianus saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Senin (21/3/2022) pagi.
Marianus menyebutkan, bencana ini baru pertama kali terjadi di Kecamatan Ende.
Menurutnya, tanaman akan mudah terserang penyakit apabila kondisi curah hujan yang cukup tinggi, tergenang banjir, dan ditanam secara berulang-ulang pada area yang sama.
"Sehingga secara teknis, kita menyarankan kepada petani untuk melakukan erafikasi atau pemusnahan tanaman yang terserang untuk mematikan virus," katanya.
Marianus menambahkan, pihaknya juga menyarankan agar para petani melakukan pengolahan tanah secara teratur, menggunakan bibit sehat dan tahan penyakit, sanitasi atau kebersihan kebun, tanam secara bergilir, dan pemupukan.
Soal kerugian yang dialami petani, Marianus berharap, pemerintah desa melaporkan secara resmi kepada pemerintah kabupaten sehingga bisa mendapat bantuan darurat.
Sebelumnya, petani ubi Nuabosi di tiga desa di Kabupaten Ende, yakni Desa Ndetundora, Ndetundora 3, dan Ndetundora 2, mengaku merugi hingga ratusan juta rupiah akibat gagal panen.
Kepala Desa Ndetundora 2, Ardian Renga mengatakan, banyak petani mengeluh karena tanaman ubi diserang penyakit busuk umbi.
Baca juga: Siswa di Pedalaman Ende Minta Jembatan ke Jokowi, Wakil Bupati: Saya Segera ke Lokasi
Hal ini, menurut Ardian, disebabkan sejumlah area kebun milik warga terendam banjir akibat luapan kali Rowo Bere.
"Lahan warga sering terendam air pada musim hujan. Kalau sudah hujan, air di sungai Rowo Bere meluap hingga masuk ke lahan warga. Solusinya kita minta Pemkab bantu normalisasi sungai," ujar Ardian saat dihubungi, Rabu (9/3/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.