KOMPAS.com - Kolintang merupakan alat musik tradisional dari Sulawesi Utara.
Asal-usul musik tradisional khas Minahasa ini terinspirasi dari suara alat musik, seperti "tong" untuk nada rendah, "ting" untuk nada tinggi, dan "tang" untuk nada tengah.
Alat musik menggunakan istilah "ber tong ting tang" sambil mengungkapkan kalimat "Maimo Kumolintang" untuk mengajak orang memainkannya. Sehingga, lama kelamaan ungkapan tersebut berubah menjadi kolintang.
Pada zaman dahulu, musik kolintang digunakan sebagai ritual adat yang berhubungan dengan pemujaan roh leluhur.
Seiring perjalanan waktu, alat musik kolintang berfungsi sebagai pengiring tarian, pengiring lagu, atau pertunjukkan musik.
Baca juga: Kolintang, Alat Musik Tradisional Minahasa yang Universal
Para generasi muda menciptakan kolaborasi antara kolintang dengan alat musik moderen sebagai pengirinng lagu, yaitu dengan genre jazz, pop, dan rock.
Alat musim kolintang terbuat dari kayu khusus yang ringan, namun cukup padat. Kemudian, kayu ini disusun membentuk garis sejajar.
Pada umumnya, kayu yang digunakan adalah kayu telur, kayu bandaran, kayu wenuang, kayu cempaka, kayu waru, dan kayu kakinik.
Proses pembuatannya, kayu-kayu tersebut dikeringkan terlebih dahulu sebelum diproses menjadi bilah-bilah kecil.
Dimana jika, bilah kayu tersebut dikurangi panjangnya dapat menghasilkan nada yang sesuai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.