Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pratu R Tembaki Rekan TNI dan Anggota Brimob, Pengamat: Proses Rekrutmen Perlu Dibenahi

Kompas.com - 18/03/2022, 07:30 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Kasus Pratu R, seorang Satgas TNI BKO Batalyon Arhanud 11/Wira Bhuana Yudha yang menembak rekan dan seorang anggota Brimob Pelopor Polda Maluku, mendapat sorotan.

Aksi Pratu R itu disebut dilatarbelakangi oleh depresi berat yang dialaminya.

Pengamat militer, Khairul Fahmi, mengatakan, TNI harus harus lebih serius membentengi mental para prajurit.

Selain itu, TNI juga harus memonitor secara disiplin kondisi prajurit di lapangan, terutama bagi prajurit-prajurit BKO (Bantuan Kendali Operasi).

Menurut Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) ini, kesiapan mental berkaitan dengan integritas.

Baca juga: Sebelum Tembaki Rekan TNI dan Anggota Brimob hingga Tewas, Pratu R Sempat Minta Izin Pulang Kampung ke Komandannya

Khairul berpandangan, kesiapan mental perlu diperhatikan sejak proses rekrutmen.

“Banyak orang bercita-cita jadi polisi dan tentata. Namun, apakah mereka benar-benar siap jadi polisi maupun tentara?” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/3/2022).

Ia menuturkan, dalam proses rekrutmen tersebut, perlu ada catatan kesehatan mental dari para calon prajurit.

“Proses rekrutmen perlu dibenahi. Jangan main-main soal kondisi mental calon prajurit,” ucapnya.

Dia menyampaikan, apabila calon prajurit tersebut telah terdeteksi memiliki potensi depresi, tapi tetap direkrut, pada akhirinya bisa membahayakan keselamatan orang-orang lain serta diri prajurit itu sendiri.

Baca juga: Depresi, Pratu R Tembak Rekan dan Anggota Brimob, Pengamat Sebut TNI Perlu Intensifkan Pembinaan Mental Prajurit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Regional
Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com