BLORA, KOMPAS.com - Makam Potjut Meurah Intan yang ada di Blora, mendapat kunjungan dari jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh, yang langsung diziarahi oleh Gubernur Nova Iriansyah.
Nova merasa perlu memugar makam tersebut sebagai penghormatan atas jasa Potjut Meurah Intan dalam mengusir penjajah Belanda pada masa kolonialisme. Dia juga sudah menyiapkan anggarannya.
"Pemugaran yang resmi akan kami anggarkan di APBA (Anggaran Pendapatan Belanja Aceh) dan nanti DID-nya (Dana Insentif Daerah) akan disusun bupati, berapa yang dibutuhkan nanti kita alokasikan untuk penataan," ucap Nova di Makam Keluarga Tegalsari, Desa Temurejo, Kecamatan Blora, Kamis (17/3/2022).
Menurutnya, pemugaran tersebut perlu dilakukan karena banyaknya permintaan dari masyarakat Aceh.
"Karena banyak orang Aceh ataupun orang Aceh di Malaysia itu ingin berziarah ke makam Potjut Meurah Intan, sekaligus makam keluarga besar beliau di Blora," kata dia.
Selain melakukan pemugaran, Pemprov Aceh juga berniat menata kompleks pemakaman tersebut sebagai destinasi wisata ziarah.
Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengenang dan menghormati jasa Potjut Meurah Intan dalam kegigihannya memperjuangkan bangsa Indonesia terbebas dari kolonialisme.
"Ini kita rapikan sambil mengenang jasa Potjut Meurah Intan dan keluarga besar di sini, kita juga akan menjadikan ini memviralkan sebagai destinasi wisata ziarah," terang dia.
Baca juga: Ganjar Pranowo Mengusulkan Pocut Meurah Intan Jadi Pahlawan Nasional
Bahkan, dia juga mendorong supaya Potjut Meurah Intan dijadikan sebagai pahlawan nasional, sama seperti Malahayati yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional terlebih dahulu.
"Insyaallah Pak Bupati, Pak Gubernur Jawa Tengah sudah mendukung untuk kita ajukan Potjut Meurah Intan sebagai calon Pahlawan Nasional, mudah-mudahan di 10 November 2022 presiden dan tim di pemerintah pusat bisa menyetujuinya," jelas dia.
Pada 11 November 1902, dia dikepung oleh serdadu khusus Belanda dari Korps Marchausse dan terdesak.
Dengan dua tetakan luka di kepala, dua di bahu, sementara satu urat kening dan otot tumitnya putus, dia terbaring di tanah penuh dengan darah dan lumpur.
Meski begitu, ia tetap tidak menyerah dengan rencong yang masih tergenggam kuat di tangannya.
Baca juga: Dukung Pocut Meurah Intan Jadi Pahlawan Nasional, Gubernur Aceh Sambangi Blora
Semangat pantang menyerahnya tersebut ternyata sangat dikagumi Belanda, bahkan Potjut Meurah Intan diberi gelar Heldhafting atau yang gagah berani.
Sehingga berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda, pada 6 Mei 1905, beliau beserta putranya, Tuanku Budiman, dan seorang anggota keluarga kesultanan bernama Tuanku Ibrahim diasingkan ke Blora, Jawa Tengah.
Di Blora pula, Pocut Meurah Intan wafat pada 20 September 1937, dan dimakamkan di Desa Temurejo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.