PONOROGO, KOMPAS.com - Hujan lebat yang melanda Kabupaten Ponorogo mengakibatkan tanggul anak daerah aliran sungai (DAS) Solo sepanjang lima meter dan tinggi 2,5 meter ambrol di wilayah Desa Maguwan, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo.
Jebolnya tanggul DAS Solo mengakibatkan tembok dapur rumah seorang warga setempat roboh.
Baca juga: BPCB Jatim Identifikasi 14 Titik Temuan Benda Purbakala di Ponorogo
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko usai meninjau lokasi bencana menyatakan, jebolnya tanggul menjadi persoalan yang rumit mengingat saat ini curah hujan masih tinggi.
“Ini memang rumit. Kami juga berpikir tidak hanya Maguwan. Banyak calon seperti ini. Pertama, curah hujan tinggi. Kedua, belum ada pengerasan di tanggul,” kata Kang Giri, sapaan akrab Sugiri Sancoko, di Ponorogo, Rabu (16/3/2022).
Menurut Kang Giri, hujan lebat juga mengakibatkan sejumlah tanggul di Kabupaten Ponorogo jebol, yakni Bajang, Balong, dan Maguwan.
Terhadap kejadian itu, Kang Giri meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo tidak hanya turun tangan ketika tanggul jebol.
“Kami minta BBWS tidak hanya menangani manakala terjadi jebol. Yang sekiranya hampir krisis itu kita tangani bersama-sama,” ujar Kang Giri.
Menurut Kang Giri, selain pendalaman sungai, juga perlu dilakukan penanganan sepanjang pinggiran sungai yang mulai erosi. Pasalnya, begitu satu tanggul jebol akan berdampak petani.
Baca juga: Heboh Pohon Pisang Raksasa di Ponorogo, Warga Berdatangan Ingin Berfoto
“Ini penting sekali. Kalau jebol satu nanti petani tidak panen maka kasihan mereka. Untuk itu, kami harapkan BBWS segera ada langkah yang konkret,” ujar Kang Giri.
Untuk mengatasi tanggul yang jebol karena curah hujan yang masih tinggi, Kang Giri menyatakan bronjongisasi menjadi solusi yang cepat dan sederhana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.