SOLO, KOMPAS.com- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Sukoharjo Arif Budi Satria menyatakan tersangka kasus terorisme yang tewas saat ditangkap, dokter Sunardi, berjalan dengan bantuan tongkat.
Kondisi itu terjadi karena Sunardi pernah mengalami kecelakaan lalu lintas pada 2006.
"Kaki beliau mengalami kecelakaan lalu lintas dan patah tulang pada tungkai kiri bawah pada tahun 2006 lalu, saat membantu korban gempa Bantul, maka dilakukan operasi," kata Arif kepada Kompas.com, Rabu (16/3/2022).
Baca juga: Densus 88 Sudah Berikan 2 Kali Tembakan Peringatan Sebelum Lumpuhkan Dokter Sunardi
Penyataan tersebut Arif dapatkan secara langsung dari anak kandung dokter Sunardi.
Selain itu, Sunardi juga pernah mengalami cedera kaki saat beraktivitas di rumahnya Desa Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah,
"Lalu terjatuh terpeleset di rumah. Mengakibatkan patah tulang paha kiri dan harus dioperasi kembali, untuk waktu pas kejadian keluarga tidak mengingatnnya," jelasnya.
"Jadi almarhum tidak pernah mengalami stroke, serta bisa berjalan tanpa tongkat untuk jarak dekat," tegas Arif.
Semasa hidupnya, Sunardi juga mengalami infeksi pada luka operasi tulang tungkai kiri bawah.
"Karena infeksi, harus dilakukan medikasi setiap hari," jelasnya.
Baca juga: Kompolnas Sebut Densus 88 Tembak Dokter Sunardi Bukan di Bagian yang Fatal
Arif menambahkan, adanya informasi bahwa istri Sunardi berprofesi sebagai dokter adalah hal yang salah.
Sementara itu, Arif menegaskan IDI bertugas meluruskan beberapa informasi yang salah dan menyebar beberapa hari ini.
"Sesuai komitmen IDI, bahwa kami fokus pada kemanusiaan dan profesi, maka informasi ini perlu kami sampaikan agar tidak menjadikan distorsi informasi di masyarakat," jelasnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.