Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Ungkap Terduga Baru Pengunggah Konten Rasis di Manokwari, Motifnya Diduga Cemburu

Kompas.com - 15/03/2022, 13:17 WIB
Mohamad Adlu Raharusun,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

PAPUA BARAT, KOMPAS.com - Kapolres Manokwari AKBP Parisian Herman Gultom mengungkapkan, motif terduga pengunggah ujaran rasialisme di akun Facebook diduga dipicu rasa cemburu. 

"Sementara dugaan kami motif kasus ini adalah saling cemburu antara AM dengan ES yang merupakan terduga pemilik akun yang mengunggah status," ujar Gultom, Senin (14/3/2022).

Ia tak merinci persoalan yang memicu rasa cemburu antara kedua perempuan itu. Namun diduga terkait persoalan hubungan dengan pria.

Baca juga: Unggah Konten Rasis hingga Warga di Manokwari Blokade Jalan, ES Dijemput Polisi

 

ES merupakan terduga pengunggah ujaran rasialisme yang telah diamankan Polres Manokwari beberapa waktu lalu.

Sementara AM merupakan terduga baru pengunggah status yang saat ini telah diamankan oleh aparat kepolisian.

"Kita amankan AM," katanya. 

Tak terbukti

Gultom mengungkapkan, penyidik telah memeriksa tujuh orang saksi dan empat saksi ahli dalam peristiwa tesebut. Sebanyak tiga ponsel juga disita sebagai barang bukti. 

Dari hasil pemeriksaan ternyata ES tak terbukti mengunggah ujaran rasialisme itu.

Menurut Gultom, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ponsel ES, tidak ada aktivitas login di akun Facebook pada bulan Februari 2022. 

Ia juga memastikan tidak ada kata-kata kebencian seperti yang tersebar di media sosial. 

Baca juga: Diperiksa 3 Jam, Terduga Pengunggah Ujaran Rasisme di Manokwari Dicecar 40 Pertanyaan

Namun dari hasil pemeriksaan terhadap ponsel milik AM, justru ditemukan akun atas nama ES. 

"Maka dapat dipastikan akun AM meniru akun Echi atau ES," tuturnya. 

Menurut Gultom, AM sengaja membuat akun atas nama ES dan menuliskan kata-kata berbau rasis tersebut. 

Unggahan itu kemudian di-screenshot dan dibagikan kepada adiknya, EM. 

"Melalui akun Instagram EM ujaran rasis itu menyebar," ucapnya. 

Terduga pelaku AM kini sudah diamankan untuk menjalani pemeriksaan. 

Baca juga: Warga di Manokwari Blokade Jalan Lagi, Gubernur Papua Barat Turun Tangan

Sementara terkait status ES yang tak terbukti mengunggah, Gultom mengatakan, diperbolehkan untuk kembali.

"ES secara pemeriksaan tidak terbukti, sehingga mau balik ke Waropen boleh atau mau tinggal di Manokwari juga boleh," ujarnya. 

Sebelumnya, ES diduga mengunggah ujaran rasialisme terhadap suku Arfak di akun Facebook. 

Imbas dari unggahan tersebut, warga di Manokwari sempat memblokade Jalan Trikora Wosi, Kelurahan Wosi, Distrik Manokwari Barat, pada Senin (28/2/2022). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Duduk Perkara Kasus Order Fiktif Katering di Masjid Sheikh Zayed Solo, Mertua dan Teman Semasa SMA Jadi Korban

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com