Angka 77 ini merupakan simbol dukungan terhadap pendirian Ibu Kota Negara Baru Nusantara yang dibangun bertepatan dengan usia Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-77 pada tahun ini.
Kemudian, dari ujung timur pulau Flores, sebongkah tanah diserahkan oleh masyarakat Kabupaten Flores Timur.
Tanah ini diambil dari kaki Gunung Ile Mandiri yang diyakini masyarakat setempat sebagai asal muasal manusia pertama yang menghuni kota Larantuka, ibu Kota Flores Timur.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 12 Maret 2022
Selanjutnya bergeser ke Pulau Sumba, tepatnya di Kampung Anajika, Desa Anajika Kecamatan Umbu Ratu Nggai Barat, Kabupaten Sumba Tengah.
Tanah diambil di Kampung Anajika yang merupakan kampung tua dengan nilai historis budaya dan adat yang sangat kental.
Tanah itu dipersembahkan secara tulus oleh masyarakat Kabupaten Sumba Tengah untuk menjadi fondasi pembangunan ibu kota baru.
Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Kota Kupang Terapkan PPKM Level 3
Selanjutnya, air diambil dari pulau-pulau terluar di NTT. Masyarakat Adat Pitungbang Kabupaten Alor mempersembahkan tetesan air dari Sumber Mata Air pegunungan Sey Palol.
Masyarakat setempat memercayainya sebagai air sakral yang merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kemudian, dari pulau paling selatan NKRI, masyarakat Kabupaten Rote Ndao menyerahkan air dari sumber mata air Oemau yang merupakan sumber mata air terbesar di Rote Ndao.
Baca juga: Presiden Jokowi: Tanah dan Air yang Dibawa oleh 34 Gubernur Telah Kita Satukan di IKN
Selanjutnya bergeser ke Kabupaten Sabu Raijua, daerah lainnya di batas Selatan NKRI juga mempersembahkan air dari sumber mata air Eimada Rai Jiwuwa sebagai simbol persatuan dan kesatuan dalam wadah NKRI.
Adapun dari Kabupaten Lembata, mempersembahkan air kesejukan dan kedamaian untuk Indonesia dari Urumiten, satu-satunya sumber air untuk pertanian lahan basah di Kota Lewoleba, Ibu Kota Lembata.
Baca juga: Gubernur Kalsel Bawa Tanah dan Air dari Rumah Ulama ke IKN, Sempat Didoakan