UNGARAN, KOMPAS.com - Suara gamelan bertalu di Sanggar Budaya Condrowinoto Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Anak-anak, putra dan putri, dengan penuh konsentrasi mengikuti petunjuk seorang instruktur yang mengajarkan tarian jawa.
Anak-anak itu, baru mulai berlatih menari lagi setelah ada kelonggaran di masa pandemi Covid-19. Sanggar yang berdiri sejak 2018 tersebut, saat ini mengampu sekitar 50 anak.
Pengelola Sanggar Budaya Condrowinoto R. Ngt Eropeana Puspitasari mengatakan sanggarnya memiliki pakem Gagrak Ngayogyakarta.
"Tujuan awal mendirikan sanggar ini memang untuk mengedukasi anak-anak mengenai budaya asli yang kita miliki. Selama ini, budaya ini kan ditinggalkan generasi penerus," ujarnya, Minggu (13/3/2022).
Ada empat materi yang diajarkan di Sanggar Condrowinoto yakni kelas menari, kelas karawitan, kelas unggah-ungguh, dan kelas karakter wayang.
"Semua kelas ini saling berkaitan karena subtansi pembelajarannya secara menyeluruh," kata Ana.
Baca juga: Prihatin Kondisi Pasar Projo, Seniman Melukis di Hadapan Bupati Semarang
Dia menekankan seluruh siswa wajib memiliki unggah-ungguh untuk menghormati orang lain.
"Kita kenalkan mereka dengan budaya leluhur, ini juga melatih jati diri mereka sehingga tidak melulu dijejali budaya luar negeri," tegasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.