Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/03/2022, 20:05 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia tentunya sudah tidak asing dengan ragam jamu tradisional.

Kepopuleran jamu tradisional di antara masyarakat memang tak pernah surut, bahkan di masa pandemi seperti saat ini.

Baca juga: 2 Cara Simpan Empon-empon agar Tidak Jamuran dan Lembab, Bekal Bikin Jamu

Dahulu, minuman tradisional ini populer sebagai jenis jamu gendong yang dijajakan secara berkeliling.

Saat ini, sajian jamu modern juga kerap ditemukan dalam kemasan instan maupun variasi baru dengan diolah menggunakan gaya kebarat-baratan seperti latte.

Baca juga: Mengenal Empon-empon, Tanaman Akar Biasa untuk Jamu dan Bumbu

Apa Itu Jamu Tradisional?

Dikutip dari laman indonesia.go.id, istilah jamu atau djamoe konon berasal dari istilah Jawa Kuno yaitu “djampi” yang bermakna penyembuhan dan “oesodo” yang bermakna kesehatan.

Baca juga: Kronologi Video Viral Mobil Tabrak Pedagang Jamu, Berawal Sopir Meleng gara-gara Rokok

Sementara, dilansir dari laman Badan POM, jamu tradisional adalah obat tradisional yang dibuat dari bahan atau ramuan dari tumbuhan, hewan atau mineral dan sediaan sarian atau campurannya yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan norma yang berlaku di masyarakat.

Karena telah digunakan sejak zaman dahulu, maka khasiat jamu dalam menjaga kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit ini telah terbukti khasiatnya.

Sejarah Jamu

Ilustrasi peracik jamu.Shutterstock/Odua Images Ilustrasi peracik jamu.

Melansir dari laman indonesia.go.id, jamu memiliki sejarah panjang serta pernah menghadapi masa pasang surut.

Menilik sejarahnya, keberadaan jamu telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram dengan ditemukannya artefak cobek dan ulekan sebagai alat tumbuk jamu di situs arkeologi Liyangan di lereng Gunung Sindoro, Jawa Tengah.

Selain artefak, kisah tentang alat pembuatan jamu ditemukan pada relief Karmawibhangga di Candi Borobudur, serta relief di beberapa candi lain seperti Candi Prambanan dan Candi Bawang.

Jamu sempat mengalami masa surut saat masyarakat mulai mengenal obat-obatan modern dan munculnya kampanye obat bersertifikat.

Kepercayaan kepada khasiat jamu kembali di era penjajahan Jepang, tepatnya di tahun 1940-san dengan dibentuknya Komite Jamu Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, teknologi pembuatan jamu berkembang dari cara tradisional menjadi modern dengan berbagai jenis olahan, yang bahkan telah memiliki standar dan bersertifikat.

Ragam Jenis Jamu Tradisional

Dilansir dari laman Gramedia, berikut adalah ragam jenis jamu tradisional yang sangat populer dan sering dikonsumsi masyarakat.

1. Jamu Beras Kencur

Ilustrasi beras kencur.DOK.SHUTTERSTOCK/FAIRUZAID99 Ilustrasi beras kencur.

Jamu beras kencur menjadi salah satu jenis minuman obat tradisional favorit dan disukai banyak orang.

Rasanya yang manis dan segar biasa disajikan hangat atau juga dengan ditambahkan es batu.

Bahan jamu beras kencur adalah kencur, jahe, beras putih, air asam jawa, kunyit, gula pasir, gula jawa, dan air.

Cara pembuatan jamu beras kencur adalah dengan menyangrai dan menghaluskan beras, serta menyiapkan bahan lainnya.

Kemudian jamu diolah dengan cara merebus semua bahan hingga mendidih dan melakukan penyaringan untuk memisahkan ampas sebelum dikonsumsi.

Khasiat jamu beras kencur adalah mengontrol berat badan, menambah nafsu makan, menghilangkan pegal linu, meningkatkan stamina, sebagai anti diabetes, dan pengontrol berat badan.

2. Jamu Kunyit Asam

Jamu kunyit asam.Shutterstock/Odua Images Jamu kunyit asam.

Kunyit memang dikenal mengandung senyawa curcumenol yang bertugas sebagai analgesik.

Sedangkan, kandungan antosianin pada buah asam senyawa yang berfungsi sebagai analgesik atau anti nyeri.

Khasiat jamu kunyit asam terkenal bermanfaat melancarkan dan meredakan nyeri haid, serta menjaga kecantikan karena berkhasiat meremajakan sel-sel tubuh.

Bahan jamu kunyit asam adalah kunyit, gula aren, garam, asam jawa, dan air.

Cara pembuatan jamu adalah dengan menghaluskan kunyit, kemudian merebusnya dengan bagan-bahan lain.

Sebelum dikonsumsi, jamu disaring terlebih dulu dan bisa disajikan hangat maupun dingin.

3. Jamu Temulawak

Jamu temulawak merupakan salah satu nama jamu yang unik, namun memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan.

Bahan jamu temulawak adalah temulawak yang dihaluskan dan ditambahkan dengan asam jawa, gula aren, daun pandan, dan jinten.

Cara pembuatan jamu temulawak ini dengan cara merebus semua bahan, kemudian menyaringnya sebelum dikonsumsi.

Khasiat jamu temulawak adalah untuk menyembuhkan keluhan pusing, mual, sakit perut, dan menghilangkan gejala masuk angin.

4. Jamu Pahitan

Kebanyakan orang mengenal jamu brotowali sebagai jamu pahitan karena rasanya yang sangat pahit.

Walau begitu, bahan jamu pahitan yang utama ternyata daun sambiloto, sementara brotowali, akar alang-alang dan ceplik sari hanya sebagai tambahan saja.

Cara pembuatan jamu adalah dengan cara merebus untuk mengambil saripatinya.

Khasiat jamu ini terkenal memiliki banyak manfaat mulai dari mengatasi pegal-pegal, menyembuhkan penyakit gatal-gatal, menambah nafsu makan, mencegah risiko diabetes, terapi cuci darah, dan anti alergi.

5. Jamu Kudu Laos

Olahan daun mengkudu dan laos yang ditumbuk dapat menjadi salah satu olahan jamu yang berkhasiat.

Selain daun mengkudu dan laos, bahan dasar jamu kudu laos adalah jahe merah, kencur, kapulaga, ketumbar, gula merah, dan air.

Cara membuat jamu kudu laos adalah dengan merebus dan menyaring airnya untuk dikonsumsi.

Rasa segar dan hangat jamu kudu laos berkhasiat mendukung kesehatan otak, mencegah kanker, merawat kulit, meredakan batuk serta tenggorokan, dan meningkatkan kesuburan pria.

6. Jamu Uyup-uyup

Jamu uyup-uyup yang dikenal juga dengan nama jamu gepyokan banyak dikonsumsi para ibu terutama pada masa menyusui.

Hal ini karen khasiat jamu uyup-uyup bisa meningkatkan produksi ASI, mengurangi bau badan ibu dan bayi, serta mengatasi rasa kembung.

Bahan jamu uyup-uyup antara lain kencur, kunyit, luntas atau beluntas, kunci, jahe, bengle, laos, kunir, temulawak, lempuyang, simbukan, cowekan atau pegagan, dan temugiring.

Cara pengolahannya dengan cara menghaluskan semua bahan kemudian direbus hingga air rebusan berkurang dan disaring dengan kain tipis untuk mendapatkan sarinya.

7. Jamu Sinom

Jamu sinom hampir serupa dengan jamu kunyit asam, namun bahan dasarnya menggunakan daun asam yang masih muda.

Selain daun asam, bahan jamu sinom adalah temulawak, kunyit, kapulaga, kayu manis, pala, gula merah, serta gula pasir.

Jamu sinom juga diolah dengan cara direbus bersama-sama dan kemudian disaring dan diminum airnya.

Jamu sinom bermanfaat untuk menambah nafsu makan, mengatasi peradangan lambung atau maag, dan mengatasi masalah keputihan pada wanita. Selain itu, jamu sinom dapat dipercaya bisa meremajakan kulit, mencerahkan kulit, dan meredakan nyeri haid.

8. Jamu Galian Singset

Jamu legendaris ini populer baik di kalangan remaja maupun orang dewasa karena mengandung bahan anti obesitas dan anti dislipidemia.

Bahan jamu galian singset adalah kencur, temulawak, kunyit, asam jawa, kayu manis, merica, laos, serai, kunyit, cengkeh, kapulaga, ketumbar, dan beberapa rempah tradisional lainnya.

Cara pengolahannya cukup lama karena bagan yang telah dibersihkan dan dipotong harus dijemur dulu hingga kering dan kemudian disangrai.

Semua bahan kemudian ditumbuk hingga halus dan diseduh bersama garam dan asam jawa dan diminum dalam keadaan hangat.

9. Jamu Cabe Puyang

Jamu cabe puyang merupakan jenis jamu yang bisa meredakan pegal linu dan sakit pinggang karena kelelahan.

Bagi seseorang yang kerap merasakan kesemutan, jamu cabe puyang juga berkhasiat untuk meredakannya.

Bahan jamu cabe puyang menggunakan cabe jamu dan rempah puyang dan bahan tambahan lain seperti kunyit dan garam.

Cara membuat jamu cabe puyang adalah dengan merebus semua bahan kemudian disaring dan didinginkan sebelum dikonsumsi.

10. Wedang Jahe

Wedang jahe adalah olahan jamu yang paling mudah dan banyak dikreasikan menjadi berbagai minuman berkhasiat.

Bahan jamu yang utama adalah rimpang jahe yang dimemarkan kemudian direbus atau diseduh.

Cara pembuatan jamu tergantung selera, yaitu dicampur dengan gula merah, susu kental manis, atau menjadi bahan olahan wedang ronde, bajigur, maupun bandrek.

Khasiat jamu ini selain menghangatkan badan, bisa juga meredakan gejala masuk angin seperti mual dan kembung.

Sumber:
pom.go.id 
indonesia.go.id 
indonesiabaik.id 
gramedia.com 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Protes Ojek Online di Sorong, Sopir Angkot Blokade Jalan dan Bakar Ban

Protes Ojek Online di Sorong, Sopir Angkot Blokade Jalan dan Bakar Ban

Regional
Siswa MA di Demak Bacok Gurunya dengan Sabit Saat Sedang Awasi Ujian

Siswa MA di Demak Bacok Gurunya dengan Sabit Saat Sedang Awasi Ujian

Regional
Polisi Selidiki Dugaan Gas Medco Bocor akibatkan Puluhan Warga di Aceh Keracunan

Polisi Selidiki Dugaan Gas Medco Bocor akibatkan Puluhan Warga di Aceh Keracunan

Regional
Penjual Sisik Trenggiling 41 Kg Ditangkap di Pekanbaru

Penjual Sisik Trenggiling 41 Kg Ditangkap di Pekanbaru

Regional
Viral di Medsos, Seorang Perempuan Teror Warga Semarang, Pengendara yang Melintas Dilempar Batu dan Paving

Viral di Medsos, Seorang Perempuan Teror Warga Semarang, Pengendara yang Melintas Dilempar Batu dan Paving

Regional
Kisah Imam Juwaini Melestarikan Seni Tradisi Aceh dalam Keterbatasan

Kisah Imam Juwaini Melestarikan Seni Tradisi Aceh dalam Keterbatasan

Regional
Pasutri di Kubu Raya Diduga Dibunuh Perampok, Uang dan HP Milik Korban Hilang

Pasutri di Kubu Raya Diduga Dibunuh Perampok, Uang dan HP Milik Korban Hilang

Regional
Nelayan Danau Maninjau Keluhkan Hasil Tangkapan yang Terus Berkurang

Nelayan Danau Maninjau Keluhkan Hasil Tangkapan yang Terus Berkurang

Regional
6 Komodo yang Dilepasliarkan di Wae Wuul Labuan Bajo Dipasangi GPS untuk Pemantauan

6 Komodo yang Dilepasliarkan di Wae Wuul Labuan Bajo Dipasangi GPS untuk Pemantauan

Regional
Isu Kaesang Pangarep Jadi Ketum PSI, Begini Tanggapan PSI Cabang Semarang

Isu Kaesang Pangarep Jadi Ketum PSI, Begini Tanggapan PSI Cabang Semarang

Regional
Promosikan Judi Online, Dua Selebgram di Solo Ditangkap Polisi

Promosikan Judi Online, Dua Selebgram di Solo Ditangkap Polisi

Regional
Populasi Komodo Memprihatinkan, Hanya 350 Betina yang Produktif

Populasi Komodo Memprihatinkan, Hanya 350 Betina yang Produktif

Regional
Cium Bau Menyengat, 446 Warga Desa Dekat Lapangan Gas Medco di Aceh Mengungsi

Cium Bau Menyengat, 446 Warga Desa Dekat Lapangan Gas Medco di Aceh Mengungsi

Regional
Hari Pertama Jadi Pj Bupati Banyumas, Hanung Soroti Soal Kemiskinan Ekstrem

Hari Pertama Jadi Pj Bupati Banyumas, Hanung Soroti Soal Kemiskinan Ekstrem

Regional
Polisi Pastikan Akan Periksa Perusahaan Truk yang Sebabkan Kecelakaan Maut di Bawen

Polisi Pastikan Akan Periksa Perusahaan Truk yang Sebabkan Kecelakaan Maut di Bawen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com