BENGKULU, KOMPAS.com - Menko Polhukam menyebutkan ada tiga jenis radikalisme.
Hal ini disampaikannya saat mengisi seminar pada Munas Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) 2022 di Provinsi Bengkulu, Minggu (13/3/2022).
"Radikalisme itu satu gerakan yang ingin membongkar kesepakatan-kesepakatan bernegara dengan cara melanggar kesepakatan-kesepakatan dan tidak melalui kesepakatan. Itu radikalisme mulai dari paham dan gerakan," ujar Mahfud.
Baca juga: Pesan Mahfud MD kepada ASN: Makan Uang Rakyat Pasti Ada Balasan
Mahfud menjelaskan, ada tiga jenis radikalisme. Pertama ialah takfiri yang artinya intoleran.
Intinya ada kelompok beda pendapat dengan kelompoknya maka akan dilawan. Budaya haram, aliran lain sesat, serta menganggap orang yang tidak Islam musuh.
"Suka mengkafirkan orang menyalahkan orang. Ini takfiri," jelasnya.
Baca juga: 40 Mantan Napiter Ngopi Bareng, Kampanyekan Moderasi Cegah Radikalisme
Kedua, ideologis gerakan wacana. Menurut Mahfud, gerakan ini masuk ke sekolah-sekolah, pondok pesantren. Mereka memberi wacana bahwa negara salah dan harus dibongkar, diganti ditambahi dengan dalil salah.
Lalu tingkatan radikalisme selanjutnya, kata Mahfud, yakni teror.
Mereka melakukan tindakan teror seperti bom, hingga menyalahartikan kata jihad. Menurutnya, tiga jenis radikalisme ini merupakan tantangan dalam merawat NKRI.
Baca juga: Update Covid-19 di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, dan Bengkulu 12 Maret 2022
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.