Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Aparat Evakuasi 8 Jenazah Pekerja di Puncak Papua, Kadar Oksigen Tipis, Suhu Minus 11 Derajat Celsius

Kompas.com - 12/03/2022, 09:12 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Delapan pekerja jaringan telekomunikasi tewas ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata saat sedang membaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua pada Rabu (2/3/2022) dini hari.

Jenazah para korban berhasil dievakusi hari keenam setelah penembakan tepatnya pada Senin (7/3/2022) pagi.

Total ada sembilan personel Satgas Operasi Damai Cartenz yang mengevakusi para korban dengan menggunakan empat heloikopter.

Baca juga: Minyak Goreng Membeku hingga Korek Tak Mau Menyala, Cerita Iptu Budi soal Kondisi Lokasi Tewasnya 8 Pekerja yang Ditembaki KKB

Jenazah kemudian diterbangkan ke Sugapa, Kabupaten Intan Jaya dan diberangkatkan ke RSUD Timika untuk divisum.

Evakuasi jenazah para korban sempat tertunda karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat serta lokasi kejadian yang cukup sulit untuk dijangkau.

Distrik Beoga tergolong terisolasi dan hanya pesawat berbadan kecil yang menjadi satu-satunya moda transportasi yang bisa masuk ke Beoga.

Distrik tersebut berada di perbatasan Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Sebelum Beoga, kawasan yang rawan gangguan keamanan kerap terjadi di Distrik Sugapa.

Baca juga: Cerita di Balik Proses Evakuasi 8 Jenazah Korban KKB, Ada di Ketinggian 4.200 Meter dan Suhu Minus 11 Derajat Celsius

Suhu lokasi minus 11 derajat celcius

NS (sweater orange), satu-satunya pekerja PT. PTT yang selamat dari penyerangan KKB, berhasil dievakuasi ke Timika. NS dan delapan rekan kerjanya tengah berada di Tower B3, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, ketika KKB menyerang mereka pada Rabu (2/3/2022) dini hari, akibatnya delapan rekan NS tewas, Mimika Papua, Sabtu (5/3/2022)Dok. Humas Polda Papua NS (sweater orange), satu-satunya pekerja PT. PTT yang selamat dari penyerangan KKB, berhasil dievakuasi ke Timika. NS dan delapan rekan kerjanya tengah berada di Tower B3, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, ketika KKB menyerang mereka pada Rabu (2/3/2022) dini hari, akibatnya delapan rekan NS tewas, Mimika Papua, Sabtu (5/3/2022)
Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani bercerita pihaknya sempat kesulitan menunjuk personel yang akan melakukan evakusi.

Hal tersebut karena lokasinya sangat tinggi dengan kondisi oksigen yang tipis dengan suhu minus 11 derajat ceslcius.

Pihaknya pun menurunkan personel yang sudah pernah sampai di Puncak Cartenz yang berada di ketinggian 4.884 MDPL.

Akhirnya ada sembilan personel yang ditunjuk. Mereka ada yang pernah sampai di Puncak Cartenz. Total ada tiga unit helikopter sipil yang bisa digunakan.

Sebelum mendarat, helikopter berkeliling dua kali di lokasi untuk memastikan kondisi aman dan tidak membahayakan personel.

"Sebelum mendarat, helikopter berputar sampai dua kali untuk melihat keadaan di sekitar lokasi agar jangan sampai KKB masih berada di situ dan membahayakan personel," kata Faizal di Jayapura, Jumat (11/3/2022).

Baca juga: Sosok Aibon Kogoya, Anggota KKB yang Diduga Bunuh 8 Pekerja PTT, Berasal dari Nduga

Korek api tak bisa menyala

Proses pemakaman Beby Tabuni yang menjadi salah satu dari delapan pekerja PT. PTT yang tewas diserang KKB di Beoga, Ilaga, Puncak, Papua, Selasa (8/3/2022)Dok Humas Polda Papua Proses pemakaman Beby Tabuni yang menjadi salah satu dari delapan pekerja PT. PTT yang tewas diserang KKB di Beoga, Ilaga, Puncak, Papua, Selasa (8/3/2022)
Iptu Budi Basrah adalah pimpinan tim yang mengevakuasi 8 jenazah pekerja di Puncak. Ppaua.

Ia bercerita pernah mencapai Puncak Cartnez dan kerap mengevakuasi jenazah di wilayah pegunungan.

Namun baru kali ini ia bertugas mengevakuasi jenazah di ketinggian 4.200 MDPL.

Ia sendiri pernah mengalami luka tembak di bagian dada saat bertugas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Menurutnya ia dan delapan rekannya mengevakusi seluruh jenazah sebagai bagian dari panggilan kemanusian.

Baca juga: 5 Fakta Distrik Beoga yang Diserang KKB, Harga BBM Rp 50.000 Per Liter hingga Beli Motor Diangkut Pesawat

Budi bercerita cuaca lokasi jenazah para korban cukup terik, namun suhu mencapai minus 11 derajat celcius. Kadar oksigen yang tipis membuat energi anggota tim cepat terkuras.

"Kita evakuasi dari lokasi jenazah ke helikopter tidak ada 100 meter tapi rasanya berat sekali," kata Budi.

Menurut Budi, ia dan rekan-rekannya menggunakan jaket khusus. Namun mereka tetap merasakan kedinginan dan tak leluasa bergerak.

Bahkan mereka tak bisa menyalakan korek api dan sempat melihat minyak goreng yang ada di lokasi sudah membeku.

Baca juga: 7 Fakta Penembakan 8 Pekerja di Puncak Papua, Anak Kepala Suku hingga Warga Bandung Ikut Tewas

"Masih dingin, kita mau merokok saja korek api tidak mau menyala, saya lihat minyak goreng punya para korban saja sudah membeku," tutur Budi.

Mereka sempat bertahan selama 3 jam di sekitar Tower B3 karena helikopter yang mengangkut mereka harus mmebawa delapan jenazah ke Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Mereka kemudian kembali ke pos setelah dijemput oleh helikopter yang telah berhasil membawa jenazah para korban.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi | Editor : Priska Sari Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com