KOMPAS.com - SU (54), dokter terduga teroris tewas ditembak Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri pada Rabu (9/3/2022) sekitar pukul 21.00 WIB.
Peristiwa tersebut terjadi di Desa Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo.
Kepala Biro Penerangan Masyarajat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan terduga teroris SU kabur dengan naik mobil saat akan ditangkap.
Ia juga berusaha melakukan aksi perlawanan yang bisa melukai petugas dengan menabrakkan mobil ke arah petugas yang berusaha menghentikannya.
Baca juga: 5 Hal Soal Dokter Terduga Teroris yang Tewas di Sukaharjo, Sering Gratiskan Pengobatan Pasien
Saat itu, seorang anggota polisi lain berupaya menghentikan SU dengan naik ke bak belakang mobil double cabin yang dikendarainya.
Namun SU tetap menjalankan mobilnya dengan cepat serta menggoyangkan stir ke kanan kiri atau melaju dengan gerakan zig-zag yang bertujuan menjatuhkan petugas.
Bahkan SU disebut menabrak kendaraan masyarakat yang melintas di jalan tersebut. Petugas pun mengeluarkan tembakan untuk melumpuhkan dokter SU.
"Petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan tersangka dan mengenai di daerah punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah," kata Ramadhan.
Oleh petugas, dokter SU kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Polresta Surakarta untuk penanganan medis.
Petugas juga mengevakusi anggota polisi yang terluka saat akan menangkap SU. Saat dievakusi, Ahmad Ramadhan mengatakan jika SU meninggal dunia.
Menurutnya SU tergabung sebagai anggota jaringan JI. Sang dokter pernah menjabat sebagai Amir Khidmat, deputi dakwah dan juga sebagai Nasihat Amir JI serta penanggung jawab Ilal Ahmar Society.
Baca juga: Terduga Teroris Tewas Ditembak Densus 88, Pihak Keluarga Akan Lakukan Upaya Hukum
DP mengaku ia baru tahu kejadian tersebut setelah baru pulang dari kerja.
"Saya itu pulang kerja, terus tahu-tahu di sini sudah ada mobil menghantam tembok, tapi kejadian yang seperti apa saya kurang tahu," kata DP kepada Kompas.com, Kamis (10/3/2022).
Ia bercerita setiba di rumah, ia langsung diarahkan masuk ke dalam rumah oleh seseorang yang mengaku anggota polisi.
"Bilang kalau polisi gitu, terus saya suruh masuk. Saya lewatnya sebelah selatan gerbang, saya enggak tahu (kondisi terduga teroris) saya enggak lihat," ujar dia.
Baca juga: Jenazah Terduga Teroris di Sukoharjo Dimakamkan Malam Ini di TPU Muslim Polokarto
Namun, DP mengatakan jika ia sempat melihat dua mobil yang berada di area halaman rumahnya itu.
Saat kejadian tersebut, di dalam rumah ada anak dan orangtuanya. Mereka mengaku mendengar suara hantaman dari kendaraan yang dikemudikan oleh terduga teroris tersebut.
"Ada anak, bapak, dan ibu, setelah kejadian tapi enggak langsung keluar makannya. Karena tahunya kan tabrakan. Warga lain enggak ada, semua sudah tidur di belakang," ujar dia.
Terkait kerusakan pagar rumah, DP mengaku akan menerima ganti rugi dari pihak Polres Sukoharjo.
"15 menit setelah kejadian, datang Kapolres Sukoharjo, terus bilang nanti akan diperbaiki. Yang memperbaiki nanti tanggung jawab dari Polres Sukoharjo," tutup dia.
Baca juga: Terduga Teroris di Sukoharjo Tewas Saat Akan Ditangkap Densus 88, Ini Faktanya