Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Sultan Mahmud Badaruddin II dan Perjuangannya Cegah Penjajah Menguasai Palembang

Kompas.com - 08/03/2022, 18:00 WIB
William Ciputra

Editor

KOMPAS.com - Sultan Mahmud Badaruddin II adalah seorang pahlawan nasional asal Palembang, Sumatera Selatan.

Memiliki gelar sultan karena memang Sultan Mahmud Badaruddin II juga merupakan penguasa Kesultanan Palembang Darussalam.

Sultan Mahmud Badaruddin II memimpin masyarakat Palembang melawan kolonial Belanda dan Inggris.

Salah satu pertempuran yang dipimpin Sultan Mahmud Badaruddin II adalah Perang Menteng pada tahun 1819.

Profil Sultan Mahmud Badaruddin II

Nama kecil Sultan Mahmud Badaruddin II adalah Raden Hasan Pangeran Ratu.

Sultan Mahmud Badaruddin II lahir di Palembang ada tahun 1767 dan naik tahta pada 12 April 1804.

Ayah Sultan Mahmud Badaruddin II adalah Sultan Muhammad Bahauddin yang berkuasa di Palembang periode 1776-1803.

Sultan Muhammad Bahauddin inilah yang memulai pembangunan keraton atau Benteng Kuto Besak.

Sultan Mahmud Badaruddin II mewarisi kemajuan Kesultanan Palembang Darussalam di segala bidang.

Pada masa pemerintahan ayahnya, Palembang mengalami kemajuan pesat baik di bidang ahama, pelayaran, pertanian, maupun diplomatik.

Sejak kecil, Sultan Mahmud Badaruddin II atau Raden Hasan mendapatkan pendidikan dari ayahnya dan kakeknya.

Dari kedua orangtuanya itu Raden Hasan mendapat pengajaran tentang tata kenegaraan.

Selain itu, Raden Hasan juga menimba ilmu agama Islam dari sejumlah ulama Palembang di masa itu.

Beberapa guru Raden Hasan antara lain Syekh Abdus Somad, Syekh Muhammad Muhyiddin, Syekh Ahmad, Syekh Kemas Muhammad hingga Sayyid Abdurrahman al-Idrus.

Tampaknya Raden Hasan sangat terkesan dengan pengajaran agama dari guru-gurunya itu.

Hal itu tampak pada kondisi Kesultanan Palembang saat dipimpinnya yang berhasil menjadi pusat studi Islam dan sastra di zaman itu.

Berjuang Melawan Inggris

Benteng Kuto Besak menjadi satu-satunya benteng yang dibangun kaum pribumi.Shutterstock/Frans Delian Benteng Kuto Besak menjadi satu-satunya benteng yang dibangun kaum pribumi.
Raden Hasan naik tahta sebagai Sultan Palembang pada tahun 1804 dengan gelar Sultan Mahmud Badaruddin II.

Selama berkuasa, Sultan Mahmud Badaruddin II dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan berwibawa.

Wilayah Kesultanan Palembang juga sangat kondusif saat itu, dengan beberapa kemajuan yang dicapai.

Namun kondusifitas itu terusik dengan kedatangan Inggris di wilayah Palembang.

Awalnya Inggris masuk ke wilayah Bangka seiring dengan ditemukannya timah di daerah tersebut.

Rupanya, Bangka tidak menjadi tujuan akhir. Inggris justru mengincar Palembang untuk dikuasai.

Adapun orang Inggris yang berhadapan langsung dengan Sultan Mahmud Badaruddin II adalah Sir Thomas Stamford Raffles.

Dalam catatannya, Raffles mengaku sangat hormat kepada Sultan namun juga khawatir.

Raffles menyebutkan, Sultan Mahmud Badaruddin IIadalah seorang penguasa kaya yang gudangnya dipenuhi dolar dan emas.

Awalnya Raffles membujuk Sultan Mahmud Badaruddin II agar mau memihak Inggris dalam berseteru dengan Belanda.

Namun, Sultan Mahmud Badaruddin II dengan menolak dan enggan terlibat dalam perseteruan itu.

Pada tanggal 14 September 1811 terjadi peristiwa yang mengubah kondisi di Kesultanan Palembang.

Kantor dagang Belanda di Sungai Alur hangus terbakar. Belanda menuding Inggris sebagai aktof pembakaran itu.

Inggris membantah. Tak hanya itu, Inggris malah menuding Sultan Mahmud Badaruddin II sebagai aktor pembakaran.

Meski begitu, Raffles masih berusaha berunding dengan Sultan. Raffles berharap bisa mendapatan daerah Bangka sebagai kompensasi.

Penawaran itu ditolak oleh Sultan. Inggris lantas mengirim pasukan yang berhasil merebut Palembang.

Sultan Mahmud Badaruddin II sendiri kala itu harus mengungsi ke Muara Rawas, yaitu di hulu Sungai Musi.

Awalnya Inggris mengangkat adik kandung Sultan Mahmud Badaruddin II untuk berkuasa di Palembang.

Inggris juga berhasil mendapatkan hak untuk menguasai Bangka.

Namun pada 13 Juli 1813 terjadi perundingan antara Inggris dan Sultan. Dalam perundingan itu, Sultan bisa kembali berkuasa di Palemabang.

Perang Menteng

Nama Sultan Mahmud Badaruddin II diabadikan menjadi nama Bandara Palembang.Skytrax Nama Sultan Mahmud Badaruddin II diabadikan menjadi nama Bandara Palembang.
Pada tahun 1814, terjadi kesepakatan antara Inggris dan Belanda dalam Konvensi London.

Akibatnya, Inggris harus menyerahkan wilayah Indonesia yang diduduki kepada Belanda, termasuk Bangka dan Palembang.

Saat itu Belanda mengangkat seorang komisaris di Palembang bernama Herman Warner Muntinghe.

Muntinghe berhasil mendamaikan situasi politik di Kesultanan Palembang, dimana Sultan Mahmud Badaruddin II bisa berkuasa penuh kembali.

Suatu hari, Muntinghe melakukan inspeksi ke wilayah pedalaman Palembang. Sampai di Muara Rawas, Muntinghe diserang oleh pengikut Sultan Mahmud Badaruddin II.

Setelah itu, Muntinghe meminta Sultan Mahmud Badaruddin II untuk menyerahkan putra mahkotanya.

Tuntutan itu dilakukan agar Sultan Mahmud Badaruddin II tetap setia kepada Belanda.

Sultan tidak menggubris tuntutan Belanda. Sebaliknya, Sultan justru menyerang BElanda.

Pertempuran dengan Belanda ini dikenal dengan Perang Menteng yang pecah pada 12 Juni 1819.

Pada awal peperangan, Sultan Mahmud Badaruddin II dan pasukan mendapatkan kemenangan.

Sebaliknya, Belanda dipimpin Muntinghe justru mengalami kekalahan dengan banyaknya pasukan yang tewas.

Sultan Mahmud Badaruddin II sudah memperhitungkan adanya balasan dari Belanda.

Maka Sultan melancarkan strategi dengan turun tahta dan anaknya dinobatkan sebagai Sultan Palembang.

Awalnya strategi itu berhasil menghalau serangan balik Belanda.

Namun pada 24 Juni 1821, Belanda melakukan serangan mendadak pada dini hari, saat warga Palembang sedang makan sahur.

Serangan dadakan itu berhasil. Belanda menguasai Palembang dan menangkap Sultan Mahmud Badaruddin II.

Sultan dibuang ke Ternate dan meninggal dunia di sana pada 26 September 1852.

Sultan Mahmud Badaruddin II ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 29 Oktober 1984.

Sumber:
UNY.ac.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

Regional
Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com