MAUMERE, KOMPAS.com - Perjuangan Bripka Vinsensius Sugripo yang mendirikan sekolah gratis untuk anak-anak putus sekolah patut diacungi jempol.
Betapa tidak, Bripka Vinsensius rela menyisihkan gaji untuk membangun Lembaga Pendidikan Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bisa Ngasiang di Desa Nelle Wutung, Kecamatan Nelle, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Anggota polisi yang bertugas di Polsek Alok, Polres Sikka, ini mengaku, terinspirasi dari perjuangan istrinya, Hildegardis Boleng Mali Dua, yang sering mengajar anak-anak putus sekolah.
Vinsensius berujar, kepedulian Hildegardis dimulai sejak keduanya bertugas di Kabupaten Ende.
"Setelah pindah ke Sikka, istri saya juga dengan sukarela mengajar anak-anak putus sekolah,” ujar Bripka Vinsensius kepada Kompas.com, Selasa (8/3/2022) pagi.
Suatu ketika, kenang Vinsensius, sang istri meminta dijemput. Sebab, sepeda motor yang dikendarai istrinya mogok saat dalam perjalanan usai mengajar anak-anak di Magepanda.
Baca juga: 40 Rumah di Sikka NTT Terendam Banjir, 3 Keluarga Dievakuasi
"Kamu ini benar-benar gila, tidak digaji tapi kamu rela jalan jauh sampai motor mogok," kata Vinsensius kepada istrinya saat itu.
Meski demikian, ia tidak pernah meminta istrinya utuk berhenti mengajar. Vinsensius, perlahan mulai memahami ketulusan Hildegardis yang tanpa pamrih.
Hildegardis menuturkan, niatnya mendirikan sekolah dimulai sejak menjadi relawan guru di Kecamatan Waigete dan Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka.
"Saya membantu mereka sebagai relawan tanpa gaji. Kebetulan waktu itu saya sedang menyelesaikan studi S2. Saya liburan karena corona,” ujarnya.
Di tengah rutinitasnya itu, Hildegardis dan suaminya mulai tergerak mendirikan lembaga pendidikan khusus anak-anak putus sekolah.
Ia kemudian mendatangi Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Sikka untuk menanyakan lembaga pendidikan yang tepat agar bisa mendidik anak-anak itu.