KOMPAS.com - Delapan pekerja jaringan telekomunikasi tewas ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata pada Rabu (2/3/2022) dini hari.
Peristiwa tersebut terjadi di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Saat kejadian, para korban sefang memperbaiki Tower BTS 3 Telkomsel di Distrik Beoga.
Distrik tersebut berada di perbatasan Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Sebelum Beoga, kawasan yang rawan gangguan keamanan kerap terjadi di Distrik Sugapa.
Baca juga: Perjuangan Tim Mengevakuasi 8 Jenazah Korban Penembakan KKB di Beoga, Hadapi Medan dan Cuaca Ekstrem
Dan berikut 5 fakta tentang Distrik Beoga:
Distrik Beoga tergolong terisolasi dan hanya pesawat berbadan kecil yang menjadi satu-satunya moda transportasi yang bisa masuk ke Beoga.
Hal tersebut disampaikan Kapolsek Beoga, Ipda Ali Akbar yang bertugas di distrik tersebut selama 19 bulan.
Ia bercerita jika kondisi aman, penerbangan ke Beoaga bisa empat kali dalam sehari. Harga tiket per orang mencapai Rp 1,8 juga. Jika membawa barang, maka tarif per kilogram mencapai Rp 20.000.
Di Beoga terdapat delapan kampung dengan luas mencapai 809.008 kilometer per segi.
Baca juga: 7 Fakta Penembakan 8 Pekerja di Puncak Papua, Anak Kepala Suku hingga Warga Bandung Ikut Tewas
Namun saat ini ambulans dalam kondisi rusak. Walau demikian banyak warga yang memiliki motor roda dua.
Warga membeli motor dari Kabupaten Mimika dan mengirimkannya ke Distrik Beoga dengan pesawat.
Biaya pengiriman tidak murah yakni mencapai Rp 6 juta.
"Mereka beli motor di Timika terus kirim pakai pesawat, ongkosnya Rp 6 juta per motor," ungkap Ali.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.