Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balai Taman Nasional Komodo Bantah Tuduhan Reduksi Zona Rimba

Kompas.com - 07/03/2022, 14:37 WIB
Nansianus Taris,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Lukita Awang, membantah tuduhan mengenai reduksi luasan zona rimba menjadi zona pemanfaatan hingga dua pertiga dari total luasan sebelumnya.

Bantahan itu disampaikan saat pihak Balai Taman Nasional Komodo menyelenggarakan pertemuan penutup atas peninjauan lapangan dari Tim International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Gedung Komodo Visitor Center, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (6/3/2022).

Baca juga: Tim ICUN dan UNESCO Kunjungi Taman Nasional Komodo, Ini yang Dilakukan

"Tuduhan tersebut tidaklah benar. Karena tidak terdapat perubahan pada zona pemanfaatan berdasarkan peta zonasi tahun 2012 dan tahun 2020. Adapun perubahan luas zona rimba pada tahun 2020 adalah menjadi zona khusus yang digunakan untuk pemasangan alat deteksi gempa bumi dan tsunami oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan penyediaan jaringan telekomunikasi oleh PT Telkomsel," kata Awang dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (7/3/2022).

Labuan Bajo.SHUTTERSTOCK Labuan Bajo.

Tim IUCN dan UNESCO, kata dia, menanggapi positif informasi yang disampaikan oleh Balai Taman Nasional Komodo. Bahkan menurutnya, mereka menyampaikan apresiasi karena Balai Taman Nasional Komodo terbuka akan data dan informasi, khususnya terkait dengan tuduhan konsesi pariwisata seperti yang dinyatakan oleh pihak ketiga.

Baca juga: Tim IUCN dan UNESCO Dikabarkan Datangi TN Komodo di Labuan Bajo, Ada Apa?

Ia mengungkapkan, saat pertemuan itu, Tim IUCN dan UNESCO juga menyampaikan bahwa proses perizinan telah dilakukan dengan sangat cermat. Tetapi, Tim IUCN dan UNESCO kembali menekankan pentingnya perusahaan untuk melakukan kajian Environmental Impact Assessment (EIA) dan Environmental Management Plan (EMP) guna mengetahui dampak langsung dan tidak langsung, serta dampak kumulatif dari pengerjaan pembangunan.

Tim IUCN dan UNESCO juga meminta perencanaan pengusahaan pariwisata alam di Taman Nasional Komodo ditambahkan dalam dokumen Integrated Tourism Masterplan Program (ITMP) agar menjadi satu kesatuan perencanaan yang saling melengkapi satu sama lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Regional
Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Regional
Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Regional
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Regional
Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Regional
Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Regional
Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Regional
Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Regional
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Regional
Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan 'Buy The Service' ke Pemprov Riau

Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan "Buy The Service" ke Pemprov Riau

Regional
Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Regional
Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Regional
Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Regional
Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Regional
Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot 'Brong' dan Balap Liar

Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot "Brong" dan Balap Liar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com