JAYAPURA, KOMPAS.com- Pegunungan Bintang merupakan dataran tinggi Papua berbatasan langsung dengan Provinsi Western, Papua Nugini.
Suku Ngalum bermukim secara terpencar di lereng gunung yang terjal dan lembah-lembah kecil.
Pegunungan Bintang hanya bisa diakses melalui jalur udara, sehingga transportasi udara sangat membantu kehidupan masyarakat setempat.
Peneliti Balai Arkeologi Papua dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hari Suroto menjelaskan bahwa maskapai penerbangan komersil yang melayani Kabupaten Pegunungan Bintang, yaitu Trigana Air, Wings Air yang menggunakan pesawat jenis ATR.
Baca juga: Anaknya Tewas Diserang KKB, Kepala Suku: Saya Punya Anak Berpartisipasi dalam Pembangunan
Sedangkan pesawat yang bisa disewa atau penerbangan perintis menggunakan pesawat berbadan kecil jenis Twin Otter, Cessna, Pilatus, Cassa yaitu Enggang Air, Susi Air, SAS, Smart Air, Dimonim Air serta untuk pelayanan ke masyarakat yakni pesawat AMA.
“Penerbangan komersil dengan pesawat ATR melalui Bandara Oksibil terletak di ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang, sedangkan penerbangan antar distrik menggunakan pesawat Twin Otter,” jelasnya kepada Kompas.com, Minggu (06/03/2022).
“Penerbangan ini tergantung kondisi cuaca yang sering berkabut dan situasi keamanan distrik setempat,” tambahnya.
Baca juga: 8 Temannya Tewas Ditembaki KKB, 1 Pekerja yang Selamat Lambaikan Tangan ke CCTV
Pegunungan Bintang rupanya terkenal sebagai salah satu penghasil kopi Arabika terbaik di pegunungan Papua.
Kopi ini berjenis Arabica Typica. Kopi tersebut ditanam secara organik dengan mengandalkan kebaikan alam.
"Kopi ini bertipikal rasa berry, jeruk, peach atau apricot,” kata Hari Suroto.
Hari menjelaskan, tanaman kopi tersebar di Distrik Okbibab, Distrik Okbab dan Distrik Kiwirok pada ketinggian sekitar 1900 hingga 2000 mdpl.
Suhu dingin berkisar 15 derajat Celcius, tanah yang subur, dan buah yang lebih sedikit menjadikan zat gizi yang tersimpan dalam biji kopi Arabica Typica makin tinggi dan rasanya menjadi lebih enak serta beraroma tajam.
“Kopi Arabica Typica di Pegunungan Bintang, ditanam di kebun secara organik, buah-buah kopi dikupas dengan tangan sehingga menghasilkan kualitas yang optimal,” ucapnya.
Baca juga: Korban Selamat dari Serangan KKB di Puncak Papua: Saya Lari, yang Lain Masuk Jurang