MANADO, KOMPAS.com - Wilayah pantai timur Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, diguncang gempa tektonik, Minggu (6/3/2022) pukul 06.40 Wita.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sangihe menyebutkan, belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa tersebut.
"Gempa tidak terasa. Aktivitas warga normal, juga belum ada laporan kerusakan," kata Kepala BPBD Kabupaten Kepulauan Sangihe Wandu Labesi, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu pagi.
Baca juga: Gempa M 5,0 Guncang Kepulauan Sangihe Sulut, Tak Berpotensi Tsunami
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 4,7.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 3,55° LU ; 126,10° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 44 kilometer arah timur Tabukan Selatan Tengah, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara pada kedalaman 33 kilometer.
Koordinator bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado, Edward Henry Mengko mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
"Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Tabukan Selatan Tengah dan Tabukan Selatan dengan skala intensitas III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar Edward.
Baca juga: Polisi Tangkap Pengedar Obat Keras di Sangihe Sulut, Ternyata Residivis