Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sekolah di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini, Hanya Punya 3 Kelas dan 2 Guru

Kompas.com - 04/03/2022, 18:25 WIB
Roberthus Yewen,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KEEROM, KOMPAS.com - Wilayah perbatasan seperti Indonesia dan Papua Nugini selalu menyimpan beragam cerita menarik untuk disimak, tak hanya berita tentang kehidupan kebudayaan antara masyarakat.

Provinsi Papua merupakan wilayah Indonesia paling timur yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Ada sekitar lima kabupaten/kota yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini, seperti Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Boven Digoel.

Daerah paling luas berbatasan dengan Papua Nugini adalah Kabupaten Keerom. Setidaknya, ada empat distrik di Kabupaten Keerom yang berbatasan dengan Papua Nugini, Distrik Arso Timur, Waris, Yaffi, dan Web.

Distrik Yaffi memiiliki satu kampung yang berdekatan dengan Papua Nugini, bahkan hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menyeberang ke negara tetangga itu. 

Kampung Akarenda itu berdekatan dengan Kampung Nindifae, salah satu kampung di Papua Nugini.

Pastor Paroki Santa Maria Bunda Allah Yuruf-Amgotro, Heribertus Lobya mengungkapkan, Kampung Akarenda di Indonesia berdekatan langsung dengan Kampung Nindifae di Papua Nugini.

Kedua kampung ini secara kultur memiliki kebudayaan yang sama, sehingga meskipun berbeda negara, tetapi hubungan kebudayaan telah berjalan dengan baik selama ini.

“Kampung Akarenda di Indonesia dan Kampung Nindifae di PNG berasal dari satu suku, yaitu Suku Draa,” katanya saat ditemui Kompas.com di Kampung Yuruf Distrik Yaffi, Kabupaten Keerom, Papua, Jumat (04/03/2022).

SD Kelas Jauh

Terdapat sekolah dasar (SD) di Kampung Akarenda yang merupakan kelas jauh dari SD YPPK Amgotro-Yuruf. SD milik yayasan Katolik ini membuka kelas jauh karena melihat jarak yang harus ditempuh anak-anak Kampung Akararenda untuk sekolah di SD YPPK Amgotro-Yuruf di Kampung Yuruf.

Kehadiran SD di Kampung Akarenda teryata tidak hanya mempermudah anak-anak di Akarenda untuk bersekolah, tetapi membantu juga anak-anak di Kampung Nindifae, Papua Nugini.

“Kehadiran SD YPPK kelas jauh di Akarenda ini teryata tidak hanya mempermudah anak-anak Akarenda untuk bersekolah, tetapi juga membantu anak-anak di Kampung Nindifae yang merupakan kampung di PNG untuk datang menempuh pendidikan Akarenda,” ungkap Pastor Heribertus.

Baca juga: Kronologi Penangkapan Terpidana Korupsi Disdik Kabupaten Keerom, Diringkus Saat Bangun Tidur

Pastor Heribertus mengatakan, anak-anak Kampung Nindifae di Papua Nugini harus rela berjalan kaki sekitar 15 menit setiap hari menuju kelas jauh di Kampung Akarenda.

“Setiap jam sekolah pasti mereka setiap pagi jalan kaki untuk sekolah di Akarenda. Usai sekolah nanti siang mereka kembali lagi ke kampungnya di Papua Nugini,” katanya.

Ada sekitar 20 anak dari Kampung Nindifae yang datang bersekolah di Kampung Akarenda, Kabupaten Keerom. Mereka biasanya berjalan bersama-sama dari kampungnya di PNG untuk datang bersekolah.

Total, terdapat 46 anak yang bersekolah di SD kelas jauh Akarenda.

"Ada sekitar 46 anak yang bersekolah di SD kelas jauh Akarenda. Sebagiannya sekitar 20-an anak dari Kampung Nindifae di PNG yang bersekolah di Akarenda wilayah Indonesia,” ucap Pastor Heribertus yang sudah sekitar 4 tahun mengabdi di wilayah tersebut.

Hanya tiga kelas

SD YPPK kelas jauh di Akarenda ini memiliki tiga kelas, mulai dari kelas satu sampai tiga. Anak-anak akan bersekolah mulai dari kelas 1 sampai kelas 3 di SD YPPK kelas jauh.

Selesai kelas tiga, maka mereka harus melanjutkan pendidikan kelas 4 sampai 6 di SD YPPK Amgotro-Yuruf di Kampung Yuruf.

Di kelas jauh Akarenda, kelas satu diisi 25 siswa, kelas dua delapan siswa, dan kelas tiga 11 siswa.

Salah satu guru di SD kelas jauh Akarenda, Moses mengatakan, siswa di kelas jauh itu diajarkan membaca, menghitung, dan menulis.

“Kami dua orang guru pembantu di sini tidak fokuskan pada satu bidang pelajaran saja, tetapi kami kan semua,” katanya.

Sementara itu, Guru Ardilaus Orambe melihat anak-anak mempunyai semangat yang luar biasa, baik anak-anak dari Kampung Nindifae di Papua Nugini dan Kampung Akarenda di Indonesia untuk bersekolah.

“Biar kami guru misalnya kesehatan terganggu (sakit), anak-anak tetap semangat datang ke sekolah,” ucapnya.

Ardilaus menambahkan, kemampuan anak-anak di dalam kelas sama. Hanya saja, terdapat perbedaan daya tangkap siswa karena pengaruh lingkungan.

Sehingga, perlu adaptasi dan kesabaran untuk mengajarkan mereka.

“Harapan kami guru-guru adalah anak-anak kami ini tetap lanjut sekolah sampai selesai bisa kembali membangun kampungnya masing-masing,” harapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Regional
Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Regional
Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Regional
2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

Regional
Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Regional
Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Regional
Mentan Puji Merauke sebagai Surganya Pertanian

Mentan Puji Merauke sebagai Surganya Pertanian

Regional
Mantan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Maju Lagi dalam Pilkada 2024

Mantan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo Maju Lagi dalam Pilkada 2024

Regional
50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

50.000 Warga di Lebong Bengkulu Terendam Banjir, 2 Kecamatan Terisolasi

Regional
Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Misteri Pembunuhan Ibu dan Anaknya di Palembang, Ada Pisau Berlumurah Darah dan Sandal di TKP

Regional
Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Bertemu Pembunuh Ibu dan Kakaknya, Bocah di Palembang Telepon Ayah Sambil Ketakutan

Regional
Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Anggota Polres Yahukimo Bripda OB Meninggal Dianiaya OTK

Regional
Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Mantan Ketua KONI Tersangka Korupsi Dana Hibah Ditahan Kejati Sumsel

Regional
26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

26 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri dalam 4 Bulan

Regional
Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Perincian Sanksi untuk ASN di Semarang apabila Bolos di Hari Pertama Kerja Usai Lebaran 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com