Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap akibat Karhutla Semakin Tebal, Aktivitas Pelayaran di Sungai Kapuas Terganggu

Kompas.com - 03/03/2022, 11:31 WIB
Hendra Cipta,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah di Kalimantan Barat (Kalbar) menimbulkan kabut asap semakin tebal.

Seorang kapten kapal, Jaiman mengatakan, karena kabut asap, jarak pandang hanya sekitar 50 meter pada pagi hari dan mengakibatkan aktivitas pelayaran di Sungai Kapuas Pontianak terganggu.

"Hari ini, kabut asapnya semakin tebal," kata Jaiman saat ditemui di kapalnya, Kamis (3/3/2022).

Baca juga: Polusi Udara India Makin Parah, Taj Mahal Diselimuti Kabut Asap Berbahaya

Menurut Jaiman, kabut asap seperti ini sudah terjadi, setidaknya dalam dua hari terakhir. Karena asapnya semakin tebal, Jaiman mengaku tidak bisa berlayar.

"Kabut asap sudah dua hari, dengan kondisi cuaca seperti ini kita tidak bisa berlayar, jarak pandang terganggu," terang Jaiman.

Sementara itu, kebakaran lahan terjadi di sejumlah wilayah diduga akibat memuncaknya suhu panas di Kota Pontianak hingga di atas 30 derajat celcius.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono tak ingin kebakaran lahan tersebut semakin meluas hingga mengakibatkan kabut asap dan mengganggu aktivitas warga.

"Saya perintahkan camat, lurah, RT dan RW terutama yang lingkungannya terdapat lahan gambut untuk waspada dan sigap bila terjadi kebakaran lahan di lingkungannya," kata Edi dalam keterangan tertulisnya.

Apabila terjadi kebakaran lahan di lingkungan sekitarnya agar segera dipadamkan untuk mencegah meluasnya kobaran api.

Baca juga: Polusi dan Kabut Asap Beracun Makin Mengerikan, Ibu Kota India Tutup Sekolah serta Perguruan Tinggi

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan, termasuk membuka lahan perumahan dengan cara membakar lahan. Pembakaran lahan baik yang disengaja atau tidak bisa berdampak luas dan tidak terkendali.

"Bagi warga yang memiliki lahan diharapkan untuk mengawasi lahannya karena terkadang mereka tidak menyadari lahannya terbakar," imbuh Edi.

Di beberapa wilayah di Kota Pontianak, sebagian masih ada lahan yang bergambut, diantaranya wilayah Pontianak Selatan dan Tenggara termasuk sebagian di Pontianak Utara.

Baca juga: Kabut Asap di Palembang Bukan dari Karhutla, tapi Kabut Adveksi

Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui perangkat daerah seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak, camat dan lurah melakukan monitoring dan piket siaga untuk berjaga jika terjadi kebakaran lahan dengan melibatkan masyarakat.

Selain itu, sumber-sumber air yang ada juga harus dirawat untuk memudahkan saat memadamkan kebakaran lahan.

"Kalau cuaca panas terik seperti saat ini memang rentan terjadi karhutla," ucapnya mengingatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com