Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Gempa Pasaman Bolak-balik ke Kantor Desa Minta Bantuan tapi Tak Dapat

Kompas.com - 02/03/2022, 16:34 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

Saat ini, sebut Ali, bantuan yang diterima dari pihak lain atau pribadi.

"Bantuan makan, pakaian dan selimut ada tapi dari pribadi. Bukan bantuan yang dari kantor Wali Nagari atau kantor camat. Jadi kalau ada yang mau antar bantuan, jangan ke dibawa ke kantor Wali Nagari atau kantor camat, karena tak sampai ke kami," sebut Ali.

Ia mengaku kecewa kepada pemerintah nagari dan kecamatan.

Padahal, sebut Ali, wilayah Siparayo yang paling terdampak gempa M 6,2 itu.

"Kami di Siparayo ini paling parah terdampak. Bisa kita lihat sekarang ini hampir semua rumah warga hancur. Kemudian, 6 orang jadi korban tanah longsor dan 4 orang meninggal karena tertimpa bangunan rumah," ucap Ali.

Ali berharap pemerintah secepatnya menyalurkan bantuan yang diinginkan warga.

Seban, ia khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan ketika warga tak diberikan bantuan.

"Kami heran, kenapa kami yang paling terdampak gempa ini kurang diperhatikan. Apa mungkin, Wali Nagari tidak menang di kampung kami waktu pemilihan, terus tidak peduli dengan kami," kata Ali lagi.

Ali juga mengaku sedang bingung mencari tenda untuk acara tahlilan, Kamis (3/3/2022). Meski sudah mencoba berusaha, namun tak juga dapat.

"Anak saudara saya ada yang meninggal dunia satu orang waktu kejadian gempa itu, tertimpa bangunan rumah. Usianya tiga tahun. Jadi besok kami mau buat acara tahlilannya, sehingga butuh tenda maupun tikar. Karena barang dalam rumah sudah tak bisa diambil. Dari tadi saya keliling cari tenda tapi belum dapat," sebut Ali.

Kendala geografis

Terkait persoalan penyaluran bantuan, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Pasaman, Mara Ondak Harahap mengaku mengalami kendala untuk menyalurkan bantuan kepada warga.

Ia menyebut kendala yang pertama adalah kondisi geografis, dan yang kedua validasi data warga yang terdampak.

"Kita cek datanya enggak persis. Karena yang ditenda itu berpindah-pindah, hari ini di tenda ini besoknya di tenda lain. Misalnya di tenda ini ada seratus orang, besoknya tinggal 20 orang," kata Mara saat dimintai tanggapan Kompas.com mengenai warga tak kebagian bantuan, Senin (28/2/2022) lalu.

Ia melanjutkan, warga saat ini banyak yang mendirikan tenda darurat depan rumahnya.

Menurutnya, warga tidak mau meninggalkan rumahnya karena sudah menjadi kearifan lokal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Digaji Rp 2,2 Juta, Bawaslu Pangkalpinang Cari 21 Anggota Panwascam

Digaji Rp 2,2 Juta, Bawaslu Pangkalpinang Cari 21 Anggota Panwascam

Regional
Harga Naik, Peminat Perhiasan Emas Muda di Kota Malang Meningkat

Harga Naik, Peminat Perhiasan Emas Muda di Kota Malang Meningkat

Regional
Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Regional
Sempat Kosong, Stok Vaksin Antirabies di Sikka Sudah Tersedia

Sempat Kosong, Stok Vaksin Antirabies di Sikka Sudah Tersedia

Regional
Satreskrim Polres Merauke Tangkap Para Pelaku Jambret yang Beraksi di 6 Titik Berbeda

Satreskrim Polres Merauke Tangkap Para Pelaku Jambret yang Beraksi di 6 Titik Berbeda

Regional
Calon Bupati Independen di Aceh Utara Wajib Kantongi 18.827 Dukungan

Calon Bupati Independen di Aceh Utara Wajib Kantongi 18.827 Dukungan

Regional
Sudah Punya Tokoh Potensial, Partai Demokrat Belum Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang

Sudah Punya Tokoh Potensial, Partai Demokrat Belum Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang

Regional
Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Regional
Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Regional
Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Regional
Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Regional
Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Regional
Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com