KOMPAS.com - Gunung Kelud terletak di tiga kawasan administrasi, yaitu Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Terakhir, Gunung Kelud meletus pada 2014 silam, tercatat abu vulkaniknya tersebar ke empat provinsi.
Gunung Kelud memiliki legenda berupa asal-usul terbentuknya gunung yang diyakini masyarakat.
Legenda Gunung Kelud merupakan cerita rakyat dari Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.
Legenda Gunung Kelud merupakan cerita asal-usul gunung yang berasal dari mitos pengkhianatan.
Baca juga: Legenda Asal-usul Rawa Pening dan Pesan Moral
Ada beragam versi legenda Gunung Kelud, namun semua berakhir dengan kutukan dan menjadi sejarah lisan di Gunung Kelud.
Satu versi cerita adalah ada seorang perempuan cantik bernama Dewi Kilisuci, anak perempuan Jenggolo Manik.
Dewi Kilisuci memiliki kedudukan sebagai putri mahkota Kerajaan Jenggala, kala itu.
Ia dilamar oleh dua orang raja. Namun, raja tersebut bukan berwujud manusia seutuhnya, satu pelamar berkepala lembu yang bernama Raja Lembu Suro dan satu lagi yang berkepala kerbau, bernama Raja Mahesa Suro.
Sesungguhnya, Dewi Kilisuci ingin menolak lamaran tersebut. Namun, ia ingin memberikan tantangan kepada dua raja itu.
Ia pun membuat sayembara yang tidak mampu dilakukan manusia biasa, yaitu berupa tantangan membuat sumur di atas puncak Gunung Kelud.
Ada dua jenis sumur yang harus dibuat, satu sumur berbau amis dan satu sumur lagi sumur berbau wangi. Pembuatan sumur harus selesai dalam satu malam sebelum ayam berkokok.
Baca juga: Sejarah Trenggalek, Kabupaten Berjuluk “Kota Gaplek” yang Asal-usulnya dari Legenda Menak Sopal
Dengan kesaktiannya, Mahesa Suro dan Lembu Suro menyanggupi sayembara tersebut. Setelah bekerja semalam suntuk, keduanya berhasil memenangkan sayembara tersebut.
Namun Dewi kalisuci belum mau diperistri. Ia mengajukan satu permintaan lagi. Kali ini permintaan sang putri adalah kedua raja harus memastikan bahwa kedua sumur itu benar-benar berbau amis dan wangi. Caranya, mereka berdua harus masuk ke dalam sumur.
Mahesa Suro dan Lembu Suro pun mengikuti permintaan Dewi Kilisuci, keduanya masuk ke dalam sumur yang sangat dalam yang dibikin sendiri.
Lalu, Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit untuk menimbun sumur dengan batu. Akhirnya, dua raja tidak terselamatkan di atas Gunung Kelud.
Sebelum mati, Lembu Suro bersumpah sempat bersumpah dalam bahasa Jawa. "Yoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping. Yoiku, Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi kedung".
Baca juga: Legenda Si Pahit Lidah, Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan: Pesan Moral dan Letak Makam
Artinya, ya orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri akan menjadi sungai, Blitar akan menjadi daratan, dan Tulungagung akan menjadi danau.
Masyarakat setempat mempercayai legenda itu. Sebagai tolak bala, penduduk di lereng Gunung Kelud memberikan sesaji yang disebut Larung Sesaji setiap 23 bulan suro.
Setiap keputusan yang diambil harus dipikirkann terlebih dahulu, jangan sampai menyesal di kemudian hari.
Sumber: budaya-indonesia.org, tribunjatimwiki.tribunnews.com, dan magma.esdm.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.