Nasir pun ikut nimbrung berbicara soal kejadian gempa bumi dan longsor yang mengerikan itu.
"Saya waktu gempa itu baru di jalan mau ke kebun. Saya merasakan guncangan yang sangat kuat. Setelah itu, saya melihat tanah longsor yang bergerak kencang menuju lembah. Saya ketakutan langsung lari pulang melihat istri dan anak-anak," ujar Nasir.
Sementara itu, Nasir bersama keluarganya sudah menerima beberapa bantuan berupa beras, telur, roti, hingga minyak goreng.
Namun, yang dibutuhkan mereka saat ini adalah pakaian dan kasur serta tikar.
"Harap-haraplah ada bantuan kasur sama pakaian. Kasur dan pakaian di rumah sudah tak bisa diambil. Baju dan jilbab yang saya pakai ini dikasih sama keponakan," ucap Siir.
Selain itu, Siir juga mengaku membutuhkan air bersih untuk konsumsi dan mencuci.
"Air bersih buat minum dan cuci piring sudah susah sekarang," sebut Siir.
Baca juga: Ditemukan Patahan Baru di Pusat Gempa M 6,1 Pasaman Barat, Tak Pernah Terdeteksi Ratusan Tahun
Seperti diketahui, gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat, Sumbar, Jumat (25/2/2022) pagi.
Gempa datang dua kali. Bencana alam itu mengakibatkan rumah-rumah warga hancur dan ribuan jiwa mengungsi.
Usai gempa, Gunung Pasaman mengalami longsor hingga mengakibatkan perkebunan dan sejumlah rumah warga digusur.
Selain kerusakan materi, dilaporkan enam orang warga hilang. Setelah dilakukan pencarian, satu korban ditemukan sudah meninggal dunia.
Sementara lima orang lagi masih dalam proses pencarian oleh tim TNI, Polri, BPBD dan Basarnas Kabupaten Pasaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.