Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isi Perjanjian Linggarjati, Keuntungan dan Kerugian bagi Indonesia

Kompas.com - 01/03/2022, 20:51 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Perundingan pertama antara pemerintah Indonesia dan Bali yang menghasilkan kesepakatan adalah perundingan Linggarjati.

Perjanjian Linggarjati merupakan pengakuan de facto Belanda atas Republik Indonesia.

Perundingan Linggarjati digelar setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Penerimaan internasional atas Kemerdekaan Indonesia memainkan peran penting terhadap pengakuan bangsa lain atas Kemerdekaan Indonesia.

Sebelumnya, Perundingan Hoge Veluwe di Belanda terhenti dan gagal bagi pemerintah Republik Indonesia dan Belanda.

Perundingan Linggarjati dilaksanakan di Desa Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat, pada tanggal 11-13 November 1946.

Perjanjian Linggarjati secara resmi diratifikasi oleh kedua belah pihak pada tanggal 25 Maret 1947, di Istana Rijswijk Jakarta (sekarang dikenal sebagai Istana Merdeka).

Isi Perundingan Linggarjati

Perjanjian Linggarjati meliputi tiga hal, yaitu

  1. Pengakuan Belanda secara de facto atas eksistensi Negara Republik Indonesia yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura.
  2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk negara Indonesia Serikat, salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia.
  3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Dalam kesepakatan tersebut, wilayah Republik Indonesia Serikat mencakup bekas Hindia Belanda terdiri atas Republik Indonesia, Kalimantan, dan Timur Besar.

Baca juga: Tokoh Perjanjian Linggarjati

Hasil Perjanjian Linggarjati dipandang memiliki kelemahan dan keuntungan bagi Indonesia.

Kerugian Indonesia dari Perjanjian Linggarjati

Ditinjau dari kekuasaan, wilayah Republik Indonesia menjadi sempit, karena wilayahnya hanya menjadi Sumatera, Jawa, dan Madura.

Luas wilayah ini bertentangan dengan aspirasi bangsa yang menginginkan wilayah RI berdaulat atas wilayah Hindia-Belanda.

Keuntungan Indonesia dari Perjanjian Linggarjati

Meskipun wilayah Republik Indonesia menjadi terbatas, namun adanya perjanjian yang mengandung pernyataan de facto dari Pemerintah Belanda atas Kemerdekaan Indonesia

Dengan begitu, Kedudukan Indonesia di mata internasional semakin kuat karena banyak negara seperti Inggris, Amerika, dan negara-negara Arab mengakui kedaulatan RI.

Tokoh-tokoh dalam Perjanjian Linggarjati

Baca juga: Perjanjian Roem Royen: Latar Belakang, Isi, dan Dampak

Dalam Perjanjian Linggarjati, beberapa tokoh datang dan mewakili masing-masing pihak. Berikut beberpa tokoh dalam perjanjian tersebut:

  • Indonesia diwakili Sutan Syahrir sebagai ketua. Ia ditemani oleh A K Gani, Susanto Tirtoprojo, dan Mohammad Roem.
  • Belanda diwakili oleh Wim Schermerhorn sebagai ketua dan ditemani oleh Max Von Poll, H J van Mook serta F de Baer.
  • Inggris selaku penanggungjawab atau mediator diwakili oleh Lord Killearn. (Editor: Serafica Gischa)

Sumber: pintar.jatengprov.go.id, kemlu.go.id, dan kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri Rapat Paripurna DPRD, Pj Gubernur Fatoni Ajukan 6 Ranperda Provinsi Sumsel

Hadiri Rapat Paripurna DPRD, Pj Gubernur Fatoni Ajukan 6 Ranperda Provinsi Sumsel

Regional
Anak Mantan Bupati Sragen Daftar Pilkada 2024: Maju Lewat Demokrat, Lulusan Luar Negeri

Anak Mantan Bupati Sragen Daftar Pilkada 2024: Maju Lewat Demokrat, Lulusan Luar Negeri

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Aparat Desa di Nagekeo NTT Tenggelam Saat Memanah Ikan di Laut, hingga Kini Belum Ditemukan

Aparat Desa di Nagekeo NTT Tenggelam Saat Memanah Ikan di Laut, hingga Kini Belum Ditemukan

Regional
Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Gamelan Berusia Ratusan Tahun di NTB Dicuri, Pelaku Masih Diburu

Regional
Jaring Bakal Calon Pilkada Solo, Gerindra Sebut Kebanjiran Tokoh

Jaring Bakal Calon Pilkada Solo, Gerindra Sebut Kebanjiran Tokoh

Regional
Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Tumbuhkan Perekonomian Lamongan, Pemkab Lamongan Optimalkan Reforma Agraria 

Regional
Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Hampir Dua Tahun Tak Terungkap, Keluarga Almarhum Iwan Boedi Tagih Hasil Penyelidikan ke Polisi

Regional
Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Momen Korban Perampokan Duel dengan Pelaku, Uang Ratusan Juta Rupiah Berhamburan

Regional
Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Teken MoU dengan LCH, Pak Yes Ingin Showroom Produk-produk Unggulan Lamongan Terus Berkembang

Regional
Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Pilunya Apriani, Bocah 1 Tahun Penderita Hidrosefalus yang Butuh Dana Berobat ke Bali

Regional
Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Dorong Realisasi Program Lamongan Sehat, Bupati Lamongan Resmikan Poliklinik II RSUD Dr Soegiri

Kilas Daerah
Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Video Mesum di Salah Satu Lapas Jateng Ternyata Dibuat sejak 2020

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dijual di Atas HET, 800 Tabung Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Dijual di Atas HET, 800 Tabung Elpiji Milik Agen Nakal Disita Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com