PAPUA BARAT, KOMPAS.com- Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari Yan Cristian Warinussy menanggapi cuitan Presiden Joko Widodo terhadap serangan Rusia ke Ukraina.
"Setop perang. Perang menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia," demikian cuitan Twitter Presiden Jokowi, Kamis (24/2).
Baca juga: 2 Korban Penembakan KKB di Puncak Papua Dievakuasi ke Mimika
Yan Cristian Warinussy mengatakan, ia memberi hormat dan apresiasi tinggi atas unggahan presiden.
Namun, dia juga meminta presiden pun memberikan perhatian pada 'perang' yang juga terjadi di Papua.
"Saya pun menanyakan kepada Bapak Presiden yang Mulia, apakah bisa Bapak Presiden menyampaikan juga kepada semua pihak yang terus mengangkat senjata di Tanah Papua untuk menghentikan konflik bersenjata yang terus menerus mengakibatkan selalu jatuh korban, baik di kalangan rakyat sipil Papua yang adalah juga rakyat Indonesia," kata Yan Cristian Warinussy, Selasa (1/3/2022).
Baca juga: Sempat Gagal, 2 Korban Penembakan KKB di Puncak Papua Akhirnya Bisa Dievakuasi
Dia menilai, korban terus menerus berjatuhan.
Mulai dari kalangan anggota keamanan (TNI dan Polri) hingga kelompok yang dicap separatis yaitu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau sering dilabeli dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB), dan Kelompok Kriminal Separatis Teroris (KKST).
"Korban selalu berjatuhan dari kedua belah pihak bahkan selalu menyasar rakyat sipil yang sama sekali tidak tergabung dalam posisi kedua kelompok yang bertikai tersebut. Ini tidak bisa terus menerus dibiarkan dan mesti dihentikan melalui langkah damai berbentuk dialog." terang Warinussy.
Baca juga: 4 Fakta Teror KKB di Kabupaten Puncak Papua, Terekam Drone TNI hingga Anggota Kopasgat Tertembak
LP3BH Manokwari meminta Presiden Joko Widodo segera mengambil sikap dan langkah tegas untuk menghentikan konflik bersenjata di Tanah Papua.
"Suara Presiden Joko Widodo sangat diperlukan saat ini, bahkan Twitter Presiden juga diharapkan oleh rakyat sipil di Tanah Papua, khususnya para korban perang antara aparat TNI dan Polri dengan TPN PB dan atau KKB atau KKSB atau KKST hari ini," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.