Dengan kegigihannya, perempuan berhijab itu akhirnya dapat mempertahankan usahanya mengelola sampah terhitung sudah 10 tahun ini.
Bahkan hingga sekarang, nasabah dari Bank Sampah Resik Becik sudah lebih dari 500 orang.
“Walaupun tidak semua nasabah itu aktif, namun setiap bulan pasti ada nasabah baru dari berbagai latar belakang yang tidak bisa dikelompokkan,” jelas Ika.
Baca juga: Bikin Jera Pembuang Sampah Sembarangan, Warga Harjosari Kepri Pasang CCTV
Bank Sampah Resik Becik menerima barang-barang bekas ataupun sampah berupa berbagai macam kertas, plastik, logam, kaca, cangkang telur, hingga minyak jelantah.
Harga untuk satuan ataupun perkilogram barang juga bervariatif, mulai dari Rp 200 hingga Rp 9.000. Sedangkan untuk minyak jelantah, diberi harga Rp 6.000 per 1,5 L botol.
Ika mengatakan bahwa tantangan dalam mengelola bank sampah terletak pada bagaimana cara mengurangi sampah jenis tertentu di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Selain melakukan perputaran sampah, imbuh Ika, maka Bank Sampah Resik Becik melakukan produksi kreatif.
Baca juga: Sampah Harian Capai 200 Ton, Pemkot Tasikmalaya Bentuk BUMD Pengelolaan Sampah
Terpampang di basecamp-nya, di Jalan Cokrokembang, Krobokan, Semarang Barat, lebih dari 30 produk kerajinan tangan berhasil diproduksi Bank Sampah Resik Becik.
Mulai dari gantungan kunci, tempat pensil, dompet, tas, hingga anyaman.
Sampah yang sudah diubah menjadi barang berguna ini diberi harga mulai dari Rp 5.000 hingga ratusan ribu rupiah.
Hanya saja, penyebaran produk kerajinan tangan Bank Sampah Resik Becik belum bisa dilihat melalui online ataupun media sosial.
Baca juga: Saat Sandiaga Berenang dan Pungut Sampah Plastik di Gili Trawangan...
Ika mengaku, hal tersebut menjadi salah satu kelemahan pengelolaan Bank Sampah Resik Becik.
“Karena tim kami berasal dari ibu-ibu biasa, maka pengetahuan dengan teknologi kurang,” tutur Ika.
Terlepas dari itu, Ika mengatakan bahwa nilai uang dari bank sampah tidak menjadi tujuan utama.
Yang terpenting, jelas Ika, adanya Bank Sampah Resik Becik dapat berdampak besar bagi orang banyak, terlebih masyarakat sekitar.