PASAMAN, KOMPAS.com - Hujan deras dan angin kencang pada Senin (28/2/2022) membuat pengungsi korban gempa bumi di kawasan Kantor Camat Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) cemas.
Pasalnya, hujan deras dan angin kencang itu terus mengguyur kawasan Pasaman sejak sore hingga malam hari.
Dari pantauan Kompas.com di lokasi pada Senin (28/2/2022) malam pukul 20.00 WIB, tenda pengungsian sudah ditata rapi di lapangan bola belakang Kantor Camat Tigo Nagari.
Baca juga: Setelah Diguncang Gempa, Nagari Kajai Pasaman Barat Dihantam Longsor, 4 Relawan Sempat Terjebak
Dua hari sebelumnya, ratusan warga hanya menggunakan tenda terpal di depan kantor camat. Kebanyakan tenda yang didirikan hanya berupa atap terpal, tak berdinding.
Kini, pemerintah setempat telah mendirikan tenda yang lebih layak dan nyaman bagi para pengungsi.
Pengungsi mengaku cemas saat turun hujan deras disertai angin kencang.
"Kalau tendanya kayak kemarin (hanya tenda terpal), habis kami semua kehujanan," ucap Jasnir (49) salah satu pengungsi yang ditemui Kompas.com, Senin malam.
Pria ini mengaku cemas tendanya bisa terbang karena angin dan air hujan masuk menggenangi tenda.
Pasalnya, dia dan belasan pengungsi lain tidur di atas tanah beralaskan terpal dan tikar.
Selain itu, tenda pengungsian belum dipasang lampu untuk penerangan. Saat ini para penyintas gempa Pasaman hanya memanfaatkan penerangan dari cahaya senter handphone.
Di dalam tenda itu, Jasnir tinggal bersama warga yang masih ada hubungan keluarga. Mereka berasal dari kampung Siparayo, Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari. Rumah mereka rusak berat akibat gempa bumi.
Terhitung sudah tiga hari tiga malam warga mengungsi di posko pengungsian. Para pengungsi mengeluhkan tidak ada kasur, sementara di dalam tenda itu banyak anak-anak.
"Kondisi kami seperti ini lah, tak ada kasur dan penerangan," imbuh Safar (30) pengungsi lainnya.
Warga berharap, pemerintah segera membantu memperbaiki rumah mereka agar bisa kembali ke kampungnya.
"Rumah kami kondisinya rusak parah, tak bisa lagi dihuni. Sekarang ini belum ada arahan dari pemerintah untuk pergi memperbaiki rumah, jadi kami ikut aturan dulu. Kami memang berharap dibantu perbaiki rumah. Dan kami juga berdoa tak ada lagi bencana susulan," kata Jasnir.