"Dimensinya sama dengan Arca Nandiswara, tinggi 86 sentimeter, lebar 36 sentimeter dan ketebalan 20 sentimeter. Serta juga terbuat dari batu andesit," tuturnya.
Penemuan dua arca itu menyimpulkan bahwa Candi Srigading tersebut beraliran Siwaistis. Keduanya seharusnya menempati di sisi kanan kiri tangga candi, sebagai simbol penjaga candi.
"Biasanya di depan kedua arca itu ada juga Arca Dwarapala yang biasanya terletak di depan tangga agak ke kiri. Tepat di depan kedua Arca Nandiswara dan Mahakala. Tapi Arca Dwarapala ini tidak ditemukan," ujarnya.
Selain kedua arca itu, tim ekskavasi BPCB Jawa Timur juga menemukan dua batu di sisi timur candi.
Batu yang pertama berbentuk bulat dan letaknya berjarak sekitar 50 centimeter dari tangga candi.
"Batu ini kami duga sebagai titik nol dari komplek candi. Jadi kami menduga bahwa candi yang sedang dieskavasi saat ini tidak berdiri sendirian. Tapi terdapat candi-candi pendamping di sekitarnya, sekaligus pagar pembatas," tuturnya.
Baca juga: Candi Peninggalan Mataram Kuno Era Mpu Sindok Ditemukan di Malang
"Hanya saja bangunan candi-candi pendamping ini belum kami temukan letaknya. Yang pasti candi yang dieskavasi saat ini adalah candi utama," sambung Wicaksono.
Batu kedua berbentuk lingkaran, dengan diameter sekitar 30 sentimeter. Letaknya berada di timur batu pertama, dengan jarak sekitar 1 meter.
"Batu ini diduga merupakan tatakan (dudukan) Arca Dwarapala, yang juga merupakan sebagai simbol penjaga candi. Namun sayangnya, Arca Dwarapala ini tidak ditemukan," tuturnya.
"Kedua batu yang ditemukan ini posisinya tertanam ke dalam tanah. Sehingga tidak kami ambil," tambahnya.
Kemudian tim BPCB juga menemukan beberapa potongan relief candi. Namun, penemuan relief-relief itu secara keseluruhan sudah tidak utuh.
Pada tanggal 10 Februari lalu misalnya, saat ekskavasi tahap pertama yang berlangsung pada tanggal 7 hingga 12 Februari, tim ekskavasi menemukan fragmen relief, dengan karakter pahatan bas relief alami.
"Kalau karakter pahatan ala Jawa Timur biasanya cuma pipih. Kadang juga cuma digoreskan saja. Sedangkan situs ini karakter pahatannnya bas relief alami," tuturnya.
Dari penemuan fragmen relief ini, BPCB Jawa Timur mengambil kesimpulan bahwa candi itu adalah peninggalan Mataram Kuno era Mpu Sindok.
Akhirnya, BPCB Jawa Timur mengkaitkan bangunan candi itu dengan Prasasti Linggasuntan. Dalam prasasti itu disebutkan bahwa terdapat bangunan suci Batara I walandit.
"Selain satu relief ini, kami juga menemukan puluhan-puluhan fragmen relief lain yang semuanya sudah tidak utuh," pungkas Wicaksono.
Penemuan arca dan fragmen relief itu sebagian akan disimpan di Museum Singosari.
Namun, sebagian yang lain, termasuk kedua arca yang ditemukan dibawa ke kantor BPCB Jawa Timur untuk direstorasi bagian yang rusak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.