Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Bangun Pertanian Skala Besar di Kebumen, Dompet Dhuafa Garap Lahan 1.000 Hektar

Kompas.com - 28/02/2022, 17:29 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dompet Dhuafa membangun sektor pertanian skala besar di lahan seluas 1.000 hektar (ha) di Desa Waluyo, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada Sabtu (26/2/2022).

General Manager Pemberdayaan dan Pengembangan Zakat Dompet Dhuafa Suheng Sri Widodo mengatakan, pembangunan pertanian tersebut bertujuan untuk meningkatkan perekonomian petani di Indonesia.

Hal itu dilakukan dengan cara membangun sektor pertanian berbasis pemberdayaan kelompok tani (poktan), pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan manajemen pertanian modern.

Adapun program pembangunan tersebut dijalankan Dompet Dhuafa bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Abdi Waluyo Berkah Sentosa dan PT. Royal Pangan Nusantara.

Baca juga: Respons Gempa Pasaman Barat, DMC Dompet Dhuafa Temui 10.000 Penyintas di 35 Titik

“Ini adalah sebagai bukti nyata untuk pengelolaan zakat produktif yang bersumber dari penghimpunan dana donatur Dompet Dhuafa,” kata Suheng dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (28/2/2022).

Ia berharap, Dompet Dhuafa dapat terus menggali potensi pertanian Tanah Air dan mengoptimalkan dana yang telah terkumpul.

“Selain Gapoktan, dana bantuan yang diberikan akan digunakan untuk pembentukan koperasi tingkat nasional,” jelas Suheng.

Menanggapi hal tersebut, Camat Bulus Pesantren Sugito Edi Prayotno mengaku bahwa saat ini masih banyak para petani yang bekerja secara tradisional.

“Harapannya, (program Dompet Dhuafa) bisa tingkatkan (kinerja petani) menjadi petani modern. Pendampingan yang dilakukan salah satunya bertujuan untuk itu agar hasil lebih optimal,” kata Sugito.

Baca juga: Dompet Dhuafa Buka Posko Layanan Pengantaran Jenazah Gratis di Bogor, Siap Bantu Warga 24 Jam

Menurutnya, kebersamaan dan bahu-membahu dalam program pertanian Dompet Dhuafa dapat dijadikan sebagai momentum positif untuk mengembangkan pertanian modern di Kebumen dan daerah lainnya.

Pada kesempatan sama, Ketua Gapoktan Mulyo Abdi Waluyo Berkah Sentosa, Sukarno, mengucapkan terima kasih atas bantuan dari Dompet Dhuafa.

“Terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang telah menyalurkan bantuan zakatnya dalam bentuk program pertanian dan plasma doka di Desa Waluyo. Terima kasih juga kepada para pendamping yang telah mendampingi kegiatan ini dalam menanam padi,” ucapnya.

Ia menyampaikan, gagasan program pertanian Dompet Dhuafa sebenarnya sudah ada sejak 2021. Namun, akibat keterlambatan penyusunan proposal, pencairan dana juga ikut terlambat, sehingga sosialisasi program pun terhambat.

“Ke depannya, kami akan lebih optimal dalam mengelola program ini,” tutur Sukarno.

Ia menyebutkan, selain mendapatkan bantuan dalam bentuk permodalan, para petani dan peternak juga mendapatkan pendampingan dari para ahli di bidangnya untuk memaksimalkan hasil panen.

Baca juga: Optimalkan Produktivitas Pertanian, Dompet Dhuafa Gandeng UGM Ciptakan Inovasi

Perwakilan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen, Ruslan sangat mengapresiasi program yang digarap Dompet Dhuafa bersama para stakeholder lainnya.

"Saya mewakili Dinas Pertanian dan Pangan mengucapkan apresiasi kepada Gapoktan dan Dompet Dhuafa sehingga terlaksananya program ini. Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada para donatur Dompet Dhuafa yang telah memberikan bantuan dan permodalan untuk pertanian.

Ruslan berharap program terebut dapat berjalan dengan berkelanjutan sehingga mampu mengoptimalkan potensi pertanian yang ada di Kabupaten Kebumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com