Ketika gempa mengguncang sangat dahsyat, Januar (42) dan seorang anaknya perempuannya berhamburan keluar rumah.
Mereka berdua lari tak tentu arah hingga saling mencari.
"Saya cari anak, anak cari saya pula. Karena warga sudah ramai di jalan. Tak lama setelah itu kami akhirnya ketemu," kata Januar, warga Kecamatan Tigo Nagari saat diwawancarai Kompas.com, Senin (28/2/2022).
Suardi menyebut, usai gempa istrinya tiba-tiba menelepon. Padahal, kata dia, istrinya sudah lama pergi meninggalkan rumah.
"Istri saya itu kabur dari rumah. Pas ada gempa itu dia tiba-tiba nelepon nanya anak," sebut Januar.
Baca juga: Kisah Korban Selamat Bencana Gempa Pasaman, Selamatkan Bayi 27 Hari dan Suara Gemuruh Longsor
Januar besyukur, dia dan anaknya masih selamat dari gempa bumi.
Dia mengatakan, gempa saat itu sangat kuat mengguncang.
"Sangat kuat gempanya. Setelah terjadi pula longsor Gunung Pasaman. Kami semakin panik dan ketakutan," kata Januar.
Januar dan anaknya mengungsi di tenda darurat bersama warga lainnya. Mereka mendirikan tenda di pinggir jalan.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Pasaman mencatat ada 2.000 unit rumah warga rusak di Kecamatan Tigo Nagari, dan 1.000 orang lebih mengungsi.
Kemudian, ada 6 orang warga yang dinyatakan hilang. Satu korban di antaranya sudah ditemukan meninggal dunia, sedangkan lima orang lagi masih dicari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.