Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Sejarah Istana Djoen Eng di Salatiga, Dibangun Tahun 1921 dengan Biaya 3 Juta Gulden Belanda

Kompas.com - 26/02/2022, 13:10 WIB
Editor Rachmawati

KOMPAS.com - Orang-orang Cina masuk ke Salatiga, Jawa Tengah pada abad ke-18, sebelum datangnya orang-orang Eropas.

Kedatangan orang China di Salatiga seiring dengan pergerakan mereka di Surakarta pada tahun 1740-1741.

Orang Cina memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Sejak Belanda menguasai Tanah Air, orang Cina dijadikan perantata dalam hubungan dagang dengan pribumi.

Seperti orang-orang Belanda, orang China pun membangun rumah dan gedung permanen.

Rumah tersebut berarsitektur berderet panjang seperti rumah kopel dan berada di kawasan Chinese Wijk. Kebanyakan rumah mereka juga digunakan untuk tempat usaha.

Salah satu rumah yang dibangun adalah Istana Djoen Eng di Salatiga.

Baca juga: Tari Gandrung Asal Banyuwangi: Sejarah, Gerakan, dan Ciri Khas

Dibangun tahun 1921

Dikutip dari nationalgeographic.grid.id, Guntur Priyanto menulis tentang istana tersebut di projek akhir yang berjudul Perkembangan Fungsi Bangunan Istana Djoen Eng di Salatiga Pada Tahun 1921-1968.

Kala itu Kwik bersaudara yang terdiri dari Kwik Hong Biauw, Kwik Ing Djie, Kwik Djoen Eng, Kwik Ing Sien, dan Kwik Ing Hi datang ke Jawa. Mereka adalah pengimpor teh dari Taiwan.

Setelah tiba di Jawa, mereka terpisah dan menjalankan usaha mereka masing-masing. Lokasi mereka terpisah di Yogyakarta, Solo, dan Surabaya.

Mereka kemudian megembangkan bisnisnya ke Salatiga dan Semarang.

Baca juga: Tari Pakarena Asal Sulawesi Selatan: Sejarah, Gerakan, Properti, dan Musik Pengiring

Foto kantor perkemahan  Salatiga tahun 1910Universitas Leiden Foto kantor perkemahan Salatiga tahun 1910
Salah satunya adalah Teh Tjap Semar yang menjadi ikon dan melekat bagi orang-orang jawa karena bahan baku diambil dari tanah Jawa.

Salah satu Kwik bersaudara adalah Kwik Djoen Eng. Ia memiliki perusahaan eksport-impor hasil bumi dengan nama NV. Kwik Hoo Tong Handel Maatshappij yang didirikan pada tahun 1877 di Semarang.

Sekitar tahun 1920, perusahaannya telah berkembang menjadi salah satu firma Hindia Belanda yang terbesar, dan memiliki cabang di seluruh Indonesia maupun luar negeri seperti Cina, Taiwan, Eropa, dan Amerika.

Kwik Djoen Eng dapat dikatakan sebagai orang terkaya kedua setelah Oe Tiong Ham yang merupakan saudagar gula dari Semarang.

Baca juga: Tari Indang Asal Sumbar: Sejarah, Gerakan, dan Makna Filosofinya

Di Salatiga, Kwik Djoen Eng membangun tempat tinggalnya di Kawasan Europeeshe Wijk.

Kompleksnya dibangun pada tahun 1921 dan selesai empat tahun kemudian. Bangunan tersebut diresmikan dengan menggelar pesta yang sangat meriah.

Menurut cerita, biaya total pembangunan kompleks itu sekitar 3 juta gulden Belanda.

Bahkan Kwik Djoen Eng juga sering melakukan perubahan dan penambahan pada desain awalnya supaya menjadi benar-benar sempurna.

Dalam wawancara yang dilakukan Guntur dengan Lanny pengurus Institut Roncalli menjelaskan bahwa, tiang pergola di taman dan semacam gardu yang berada di Istana Kwik Djoen Eng berwarna merah menyala dan kuning, sangat bercorak khas Cina.

Baca juga: Tari Seudati Asal Aceh, Asal-usul, Gerakan, dan Pola Lantai

Di istana tersebut juga terdapat kebun binatang mini, kolam, lapangan tenis, dan kebun kopi.

Pada induk bangunan terdapat 5 kubah yang menyerupai pagoda. Bagian kubah tengah tersebut melambangkan Kwik Djoen Eng selaku pemilik istana,

Sementara 4 kubah lain yang mengelilinginya adalah 4 putra kesayangannya, dan ornamen kubah melambangkan sebagai rahim ibu karena Djoen Eng sangat menghargai sosok seorang Ibu

Istana Djoen Eng memiliki interior yang sangat cantik dengan dinding-dinding yang dilapisi marmer, lantai yang beragam motif kaya akan warna, dan ornamen kaca yang menyerupai lukisan.

Pada buku yang ditulis oleh Eddy Supangkat, taman di Istana Djong Eng ini di sekeliling bangunan ditata hingga menjadi tempat rekreasi dengan corak khas Cina.

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Orang Nias, dari Leluhur hingga Usulan Pembentukan Provinsi Kepulauan Nias

 

Bangkrut dan terlilit utang

Foto Perumahan Assisten Residen Salatiga tahun 1915Universitas Leiden Foto Perumahan Assisten Residen Salatiga tahun 1915
Sayangnya, Kwik Djoen Eng tinggal di istananya hanya sampai tahun 1940.

Karena krisis ekonomi yang melanda dunia pada tahun 1930-an, perusahaan Kwik Djoen Eng bangkrut dan terlilit hutang. Untuk melunasi hutangnya, seluruh kompleksnya yang berada di Salatiga disita oleh Javaache Bank.

Ada juga cerita yang menyebut Kwik Djoen Eng meninggal pada saat perjalanannya pulang ke kampung halamannya di Taiwan.

Pada 1940, gereja Katolik dari kongregasi Fratres Immaculate Conceptions atau FIC didesak oleh Uskup Semarang untuk membeli kompleks Djoen Eng yang ditawarkan oleh Javache Bank dengan harga rendah dan membiarkan bagunan tersebut kosong sementara.

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Sumenep, Kabupaten Berjuluk “The Soul of Madura”

Saat tentara Jepang masuk ke Salatiga, bangunan kosong tersebut dipinjam oleh Gubernemen Hindia Belanda untuk digunakan menjadi kamp interniran bangsa Belanda.

Tak hanya itu Gedung Djoen Eng sempat dijadikan markas polisi dan tentara Indonesia pada tahun 1945. Kemudian tahun 1946-1949 dijadikan tangsi tentara Belanda.

Pada bulan Mei tahun 1949, Bruder-bruder FIC mulai menempatinya.

Bagian belakang gedung digunakan untuk Sekolah Menengah Pertama atau SMP hingga tahun 1974 dan gedung utama digunakan untuk Bruderan dan asrama anak-anak SMP sampai tahun 1966.

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Banjarnegara, Kabupaten yang Terkenal dengan Julukan “Kota Dawet Ayu”

 

Renovasi besar-besaran

Foto Jalan Salatiga selatan Semarang 1905Universitas Leiden Foto Jalan Salatiga selatan Semarang 1905
Akibat peralihan fungsi yang sering terjadi, maka dilakukan perbaikan dan perubahan.

Namun renovasi besar-besaran sempat ditunda lama karena keraguan para FIC tentang tujuan definitif rumah istimewa tersebut.

Beberapa ruangan hingga saat ini dibiarkan seperti aslinya yakni ruang makan, ruang rekreasi, interior gedung, tiang pergola di taman, gerdu yang masih bercorak Tionghoa berwarna merah menyala.

Kondisinya masih terawat dengan baik seperti pertama kalinya.

Baca juga: Legenda Kebo Iwa dan Asal-usul Danau Batur

Institut Roncalli didirikan pada tahun 1968 dan mendapatkan tanggapan positif dari kalangan religius.

Tahun 1969-1970, gedung utama direnovasi. Menara pada atap dan kubahnya dibongkar, lantai dua dirubah radikal dan dijadikan kamar untuk peserta kursus.

Pemotongan kubah dilakukan karena pada saat itu terdapat anti Cina, sehingga menghilangkan unsur arsitektur Cina.

Kompleks tersebut menjadi lebih praktis dan tidak begitu mewah, namun bentuk dasar bangunan masuh seperti aslinya. Sejak saat itulah, kompleks ini mulai dikenal sebagai Institut Roncali.

Baca juga: Gunung Prau: Asal-usul, Flora dan Fauna, Jalur Pendakian, hingga Misteri Pintu Gaib

Foto alun-Alun Gereja di Salatiga selatan Semarang pada tahun 1930Universitas Leiden Foto alun-Alun Gereja di Salatiga selatan Semarang pada tahun 1930
Pada saat itu Institut Roncalli adalah tempat yang digunakan para biarawan dan biarawati untuk menggali akar-akar religious sesuai dengan semangat Konsili Vatikan II serta membina hidup religious di jaman sekarang.

Nama Roncalli sendiri berasal dari nama keluarga alm Paus Yohanes XXIII (1958-1965), dengan nama asli Angelo Guiseppe Roncali.

Paus Yohanes XXIII merupakan tohoh besar dalam Gerakan Vatikan II yang mengajak untuk mengadakan pembaharuan dalam kehidupan religious.

Kemudian dengan Institut Roncalli digunakan untuk melayani kebutuhan spiritual para rohaniawan dari seluruh tanah air.

Baca juga: 7 Wisata Salatiga, Ada Tempat Liburan dengan Pemandangan Alam

Dengan gagasan dasar Institut Roncalli oleh Br. Joachim v.d Linden dan Br.Carlo Hillenaar FIC tahun 1968, Institut Roncalli dapat mebawa banyak manfaat bagi Gereja di Indonesia.

Seperti memberikan kesempatan kepada para religious Indonesia untuk menerima pembinaan lanjutan dalam jangka waktu yang panjang dalam suasana hening dan refleksif sesuai dengan tujuan Institut Roncalli yakni membantu para religious untuk menimba hidup kerohaniannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

5 Fakta Kasus Guru Taekwondo Cabuli 3 Anak di Solo, Sudah Menikah hingga Janjikan Korban Ikut Kejuaraan

5 Fakta Kasus Guru Taekwondo Cabuli 3 Anak di Solo, Sudah Menikah hingga Janjikan Korban Ikut Kejuaraan

Regional
Temukan Kejanggalan dalam Kematian Bripka AF, Keluarga Temui Kapolda Sumut, Kasus Diambil Alih Polda

Temukan Kejanggalan dalam Kematian Bripka AF, Keluarga Temui Kapolda Sumut, Kasus Diambil Alih Polda

Regional
Aksi Narapidana Hendak Selundupkan Sabu di Lapas Kendari Berhasil Digagalkan Petugas

Aksi Narapidana Hendak Selundupkan Sabu di Lapas Kendari Berhasil Digagalkan Petugas

Regional
Ambulans Pembawa Ibu Hamil yang Hendak Melahirkan Terjebak 2 Titik Longsor di Mamasa

Ambulans Pembawa Ibu Hamil yang Hendak Melahirkan Terjebak 2 Titik Longsor di Mamasa

Regional
Pemerkosa Ibu Muda di Banda Neira hingga Meninggal Diterbangkan ke Ambon, Warga Geruduk Mapolsek

Pemerkosa Ibu Muda di Banda Neira hingga Meninggal Diterbangkan ke Ambon, Warga Geruduk Mapolsek

Regional
Banjir Rendam 140 Rumah Warga di Pesisir Selatan Sumbar

Banjir Rendam 140 Rumah Warga di Pesisir Selatan Sumbar

Regional
Gubernur Kalbar: Pemprov Tetap Gelar Buka Bersama dengan Anak Yatim dan Duafa

Gubernur Kalbar: Pemprov Tetap Gelar Buka Bersama dengan Anak Yatim dan Duafa

Regional
Siswa SMA Semarang Korban Tabrakan Bocah 15 Tahun Meninggal, Keluarga Tolak Berdamai

Siswa SMA Semarang Korban Tabrakan Bocah 15 Tahun Meninggal, Keluarga Tolak Berdamai

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Ponorogo Hari Ini, 25 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Ponorogo Hari Ini, 25 Maret 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Purwakarta Hari Ini, 25 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Purwakarta Hari Ini, 25 Maret 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Banyuwangi Hari Ini, 25 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Banyuwangi Hari Ini, 25 Maret 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Pekanbaru Hari Ini, 25 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Pekanbaru Hari Ini, 25 Maret 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Cirebon Hari Ini, 25 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Cirebon Hari Ini, 25 Maret 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Banjarmasin Hari Ini, 25 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Banjarmasin Hari Ini, 25 Maret 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Klaten Hari Ini, 25 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Klaten Hari Ini, 25 Maret 2023

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke