Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Sumatera Barat Rawan Terjadi Gempa Bumi?

Kompas.com - Diperbarui 25/02/2022, 16:13 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com - Gempa terjadi dua kali di wilayah Sumatera Barat, tepatnya di Pasaman Barat, Jumat (25/2/2022).

Gempa pertama berkekuatan 5,2 M terjadi pada pukul 08.35 Wib. Selang empat menit, gempa kedua terjadi pada pukul 08.39 Wib.

Dari analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), titik pusat gempa pertama yang berkedelaman 10 kilometer berada 0,14 derajat LU dan 99,99 derajat BT atau berjarak 18 km timur laut Pasaman Barat.

Lalu, gempa kedua dengan kekuatan 6,2 M, berpusat di 0,15 derajat LU dan 99,98 derajat BT atau berjarak 17 km timur laut Pasaman Barat, dengan kedalaman 10 km.

Baca juga: Dampak Gempa Pasaman Barat, 3 Orang Tewas dan 30 Warga Lainnya Luka-luka

Catatan sejarah gempa di Sumbar

Menurut Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono, di lokasi gempa dengan kekuatan M 6,2 termasuk gempa kerak dangkal.

Di akun Twitternya, @Daryono, pemicu gempa tersebut karena aktivitas Sesar Besar Sumatera.

Baca juga: Gempa Guncang Pasaman Barat, Warga: Awalnya Pelan Terus Semakin Kuat, Saya Lari...

"Hal itu dipicu oleh aktivitas Sesar Besar Sumatera tepatnya pada Segmen Angkola bagian selatan dan diperkirakan berpotensi destruktif/kerusakan," tulisnya.

Sementara itu, Daryono juga menyebut bahwa di lokasi tersebut sempat terjadi beberapa kali gempa beberapa kali dengan kekuatan merusak.

"Dalam catatan sejarah gempa, lokasi tersebut pernah terjadi gempa, antara lain pada tahun 1822, 1892, 1926 berkekuatan M 7,0 dan 1971 dengan 6,1 magnitudo," katanya.

Baca juga: Gempa M 6,2 di Pasaman Barat, Sejumlah Rumah dan Bangunan Sekolah Rusak

 

Pemicu gempa

Rumah warga Pasaman Barat rusak berat akibat gempa, Jumat (25/2/2022)BPBD Pasbar Rumah warga Pasaman Barat rusak berat akibat gempa, Jumat (25/2/2022)

Dilansir dari laman esdm.go.id, wilayah Sumatera Barat berada di zona subdiksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia.

Hal ini memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan Pulau Sumatera.

Selain itu, dua tatanan tektonik lainnya yang memicu adalah Mentawai Fault System (MFS) dan Sumatra Fault System (SFS) atau sesar Sumatera.

Dilansir dari bpbd.sumbarprov.go.id, Mentawai Fault Sistem adalah sesar mendatar yang disebabkan adanya proses penunjaman miring di sekitar Pulau Sumatera.

Sesar Mentawai ini berada di laut memanjang disekitar pulau-pulau Mentawai dari Selatan Hingga ke Utara menerus hingga ke sekitar Utara Nias.

Lalu, Sumatera fault system atau Sesar Sumatera terjadi akibat adanya lempeng India-Australia yang menabrak bagian barat pulau Sumatera secara miring, sehingga menghasilkan tekanan dari pergerakan ini.

Adanya tekanan ini, maka terbentuklah sesar Sumatera atau disebut juga ”The Great Sumatera Fault” yang membelah pulau Sumatera membentang mulai dari Lampung sampai Banda Aceh, sesar ini menerus sampai ke Laut Andaman hingga Burma.

Patahan ini merupakan daerah rawan gempa bumi dan tanah longsor.

Baca juga: Update Gempa Pasaman Barat, Lima Orang Meninggal Dunia

Rekomendasi BMKG 

Saat dihubunggi Kompas.com, Daryono menegaskan, gempa kuat dan tsunami adalah proses alam yang tidak dapat dihentikan.

Usaha untuk memprediksi kapan terjadinya pun, menurut Daryono, juga belum bisa. Namun, hal konkret yang bisa dilakukan adalah mempersiapkan perencanaan mitigasi.

"Namun dalam ketidakpastian kapan terjadinya itu kita masih dapat menyiapkan upaya mitigasi konkret seperti membangun bangunan tahan gempa, memodelkan bahaya gempa dan tsunami, kemudian menjadikan model ini sebagai acuan mitigasi, seperti perencaan wilayah berbasis risiko gempa dan tsunami, menyiapkan jalur evakusi, memasang rambu evakusi, membangun tempat evakuasi, berlatih evakuasi/drill secara berkala, termasuk edukasi evakuasi mandiri," katanya, Jumat (25/2).

Daryono juga memastikan, BMKG juga akan terus meningkatkan performa peringatan dini tsunami lebih cepat dan akurat.

(Penulis : Kontributor Padang, Perdana Putra, Mela Arnani | Editor : Bestari Kumala Dewi, Khairina)/ bpbd.sumbarprov.go.id/ esdm.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com