Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Bergerak Terjadi Lagi di Lebak, Puluhan Rumah Rusak

Kompas.com - 24/02/2022, 19:43 WIB
Acep Nazmudin,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Puluhan warga di Kampung Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, mengungsi setelah rumahnya rusak akibat tanah bergerak.

Fenomena tanah bergerak sudah diketahui warga sejak beberapa pekan lalu, dan hingga saat ini masih terus terjadi.

Sebagian besar rumah warga yang terdampak tanah bergerak dalam kondisi retak.

Salah satu rumah bahkan roboh akibat pergerakan tanah.

"Awalnya retak di dinding bagian depan, tapi merambat makin parah ke ruang tengah hingga dapur nyaris roboh. Sekarang pilih mengungsi karena membahayakan," kata Hidayat di tenda pengungsian darurat di depan Kantor Desa Curugpanjang, Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Awas, Tanah Bergerak!

Hidayat mengungsi bersama istri, serta dua anaknya sejak Rabu kemarin.

Di pengungsian tersebut juga ada puluhan keluarga lain yang menempati dua tenda yang disediakan oleh Kementerian Sosial.

Warga lainnya yang mengungsi adalah Susilawati. Dia takut berada di rumah, karena setiap malam kerap muncul suara gemeretak diikuti retakan baru setelahnya.

Susilawati khawatir akan tertimpa material rumah saat sedang terlelap.

Susilawati tidak mengetahui apa yang terjadi dengan tanah di kampungnya.

Kejadian ini baru pertama kali dia alami sejak dirinya tinggal di sana lebih dari 40 tahun.

Baca juga: Teror Tanah Bergerak di Lebak Banten, Mencari Penyebab dan Solusinya

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan, total ada 22 keluarga yang mengungsi.

Sebagian besar adalah lansia, perempuan dan balita.

Sementara rumah yang terdampak pergerakan tanah ada 38 unit.

 

Febby menduga, fenomena kali ini merupakan kelanjutan dari pergerakan tanah dan gempa bumi yang terjadi sebelumnya.

"Kronologinya dimulai dari tanjakan (jalan raya) Tajur, merembet ke pemukiman. Memang agak lama, hampir satu tahun, mungkin diperparah dengan gempa," kata Febby.

Baca juga: Tanah Bergerak di Lebak, Warga Satu Kampung Diminta Tinggalkan Rumah

Febby mengatakan, pihaknya akan melakukan pemetaan udara untuk melihat seberapa luas ukuran retakan yang terjadi.

Selain itu, juga akan berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk mengetahui penyebab pergerakan tanah.

"Sementara kita ungsikan warga, karena rumahnya sudah tidak layak, khawatir roboh, sambil menunggu laporan dari Badan Geologi," kata Febby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com