LEBAK, KOMPAS.com - Puluhan warga di Kampung Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, mengungsi setelah rumahnya rusak akibat tanah bergerak.
Fenomena tanah bergerak sudah diketahui warga sejak beberapa pekan lalu, dan hingga saat ini masih terus terjadi.
Sebagian besar rumah warga yang terdampak tanah bergerak dalam kondisi retak.
Salah satu rumah bahkan roboh akibat pergerakan tanah.
"Awalnya retak di dinding bagian depan, tapi merambat makin parah ke ruang tengah hingga dapur nyaris roboh. Sekarang pilih mengungsi karena membahayakan," kata Hidayat di tenda pengungsian darurat di depan Kantor Desa Curugpanjang, Kamis (24/2/2022).
Baca juga: Awas, Tanah Bergerak!
Hidayat mengungsi bersama istri, serta dua anaknya sejak Rabu kemarin.
Di pengungsian tersebut juga ada puluhan keluarga lain yang menempati dua tenda yang disediakan oleh Kementerian Sosial.
Warga lainnya yang mengungsi adalah Susilawati. Dia takut berada di rumah, karena setiap malam kerap muncul suara gemeretak diikuti retakan baru setelahnya.
Susilawati khawatir akan tertimpa material rumah saat sedang terlelap.
Susilawati tidak mengetahui apa yang terjadi dengan tanah di kampungnya.
Kejadian ini baru pertama kali dia alami sejak dirinya tinggal di sana lebih dari 40 tahun.
Baca juga: Teror Tanah Bergerak di Lebak Banten, Mencari Penyebab dan Solusinya
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan, total ada 22 keluarga yang mengungsi.
Sebagian besar adalah lansia, perempuan dan balita.
Sementara rumah yang terdampak pergerakan tanah ada 38 unit.