Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Nasional Tanjung Puting, Konservasi Orangutan Terbesar di Dunia, Dihuni Puluhan Ribu Ekor

Kompas.com - 24/02/2022, 11:45 WIB
William Ciputra

Editor

KOMPAS.com - Taman Nasional Tanjung Puting merupakan salah satu taman nasional yang ada di Pulau Kalimantan.

Lokasi kawasan ini tepatnya berada di Teluk Pulai, Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Cikal bakal Taman Nasional Tanjung Puting sudah dimulai sejak pembentukan cagar alam dan suaka margasatwa oleh pemerintah Hindia Belanda, tepatnya tahun 1937.

Adapun kawasan yang disebut-sebut sebagai konservasi orangutan terbesar di dunia ini ditetapkan sebagai taman nasional pada 25 Oktober 1996.

Tugas dan Fungsi Taman Nasional Tanjung Puting

Luas kawasan Taman Nasional Tanjung Puting mencapai 3.550 kilometer persegi atau setara dengan 415.040 hektare.

Luas tersebut terdiri dari Suaka Margasatwa seluas 300.040 hektare, hutan produksi 90.000 hektare, dan kawasan perairan 25.000 hektare.

Pengelolaan taman nasional ini dilakukan berdasarkan zonasi, meliputi zona inti, zona rimba, pemanfaatan, rehabilitasi, hingga zona tradisional dan perlindungan bahari.

Secara umum, Taman Nasional Tanjung Puting memiliki tugas pokok yaitu pengelola konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya.

Selain itu, fungsi Taman Nasional Tanjung Puting di antaranya inventarisasi potensi dan penataan kawasan, perlindungan, pengendalian dampak kerusakan, pengendalian kebakaran hutan.

Lalu pengembangan tumbuhan dan satwa liar, pengembangan jasa lingkungan, pemulihan ekosistem, penyediaan data dan informasi sumber daya alam dan ekosistemnya.

Konservasi Orangutan Terbesar di Dunia

Secara khusus Taman Nasional Tanjung Puting juga melakukan pengamatan atau konservasi orangutan.

Terkait hal ini, Taman Nasional Tanjung Puting tercatat sebagai tempat konservasi orangutan terbesar di dunia.

Diperkirakan populasi orangutan yang dikonservasi di kawasan ini mencapai 30.000-40.000 ekor.

Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting menjadi pusat konservasi orangutan terbesar di dunia.Shutterstock/arikbintang Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting menjadi pusat konservasi orangutan terbesar di dunia.
Selain orangutan, kawasan ini juga dihuni sekitar 38 jenis mamalia, di antaranya Bekantan, Owa Kalimantan, Beruang Madu, Rusam Sambar, hingga Kijang Muncak.

Beberapa tumbuhan langka juga tumbuh di kawasan ini, seperti kantong semar, keruing, meranti, ramin, jelutung, gaharu, dan sebagainya.

Di kawasan ini juga terdapat beberapa tipe ekosistem, seperti hutan tropika dataran rendah, hutan tanah kering, hutan rawa air awar, dan sebagainya.

Wisata di Taman Nasional Tanjung Puting

Selain menawarkan keindahan alam, kawasan ini merupakan tempat melihat orangutan terbaik, tepatnya di Camp Leakey.

Camp Leakey adalah pusat rehabilitasi orangutan yang berdiri pad atahun 1984, yang bertujuan untuk menyelamatkan primata asli Kalimantan tersebut.

Saat berkunjung ke Camp Leakey di Taman Nasional Tanjung Puting ini, pengunjung dapat melihat secara langsung orangutan.

Tak hanya itu, pengunjung juga dapat melakukan feeding atau memberi makan orangutan yang menjadi daya tarik di wisatawan.

Selain Camp Leakey, wisatawan di Taman Nasional Tanjung Puting juga dapat menikmati keindahan hutan di Tanjung Harapan.

Di Tanjung Harapan ini pengunjung akan mendapatkan informasi lengkap terkait rehabilitas orangutan.

Sumber:
TNTanjungputing.id
Kalteng.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Kartu ATM Tertinggal, Uang Rp 5 Juta Milik Warga NTT Ludes

Kartu ATM Tertinggal, Uang Rp 5 Juta Milik Warga NTT Ludes

Regional
Jadwal Kereta Majapahit Ekonomi dan Harga Tiket Malang-Pasar Senen PP

Jadwal Kereta Majapahit Ekonomi dan Harga Tiket Malang-Pasar Senen PP

Regional
Dianggarkan Rp 30 M, Pembangunan Tanggul Permanen Sungai Wulan Demak Ditarget Kelar Pertengahan 2024

Dianggarkan Rp 30 M, Pembangunan Tanggul Permanen Sungai Wulan Demak Ditarget Kelar Pertengahan 2024

Regional
Penumpang Kapal Terjebak 5 Jam di Merak, BPTD Akan Tegur Operator ASDP

Penumpang Kapal Terjebak 5 Jam di Merak, BPTD Akan Tegur Operator ASDP

Regional
Raih Gelar S3 dengan IPK sempurna, Mbak Ita Bakal Ikut Wisuda Ke-174 Undip Semarang

Raih Gelar S3 dengan IPK sempurna, Mbak Ita Bakal Ikut Wisuda Ke-174 Undip Semarang

Regional
Pelaku Penusukan Mantan Istri di Semarang Dibekuk, Kaki Kanannya Ditembak

Pelaku Penusukan Mantan Istri di Semarang Dibekuk, Kaki Kanannya Ditembak

Regional
Debt Collector dan Korban Pengadangan di Pekanbaru Berdamai

Debt Collector dan Korban Pengadangan di Pekanbaru Berdamai

Regional
Mantan Pj Bupati Sorong Divonis 1 Tahun 10 Bulan dalam Kasus Korupsi

Mantan Pj Bupati Sorong Divonis 1 Tahun 10 Bulan dalam Kasus Korupsi

Regional
Alasan Golkar Lirik Irjen Ahmad Luthfi Maju di Pilgub Jateng 2024

Alasan Golkar Lirik Irjen Ahmad Luthfi Maju di Pilgub Jateng 2024

Regional
Tarik Minat Siswa Belajar Bahasa Jawa, Guru SMP di Cilacap Gunakan Permainan Ular Tangga

Tarik Minat Siswa Belajar Bahasa Jawa, Guru SMP di Cilacap Gunakan Permainan Ular Tangga

Regional
Pj Gubernur Al Muktabar Tegaskan Bank Banten Punya Performa Baik dan Sehat

Pj Gubernur Al Muktabar Tegaskan Bank Banten Punya Performa Baik dan Sehat

Regional
Demam Berdarah di Demak Mengkhawatirkan, Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Terus Meningkat

Demam Berdarah di Demak Mengkhawatirkan, Pasien di RSUD Sunan Kalijaga Terus Meningkat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com