KUDUS, KOMPAS.com - Ratusan sopir truk Eks Karesidenan Pati dengan menumpang armadanya menggelar aksi unjuk rasa menolak kebijakan over dimension and overloading (ODOL) di jalur Pantura Kudus, Jawa Tengah, Selasa (22/2/2022) pagi sekitar pukul 09.30.
Dalam demonstrasi yang menutup akses Jalan Lingkar Selatan Kudus itu sempat mengakibatkan arus lalu lintas di jalur Pantura Kudus macet hingga berjam-jam.
Ratusan truk diparkir di sisi kiri ruas Jalan Lingkar Selatan Kudus di depan Terminal Induk Jati dan di ruas sebelah kanan.
Baca juga: Demo Sopir Truk Purbalingga: Aturan ODOL Dimanfaatkan Oknum Petugas Tarik Pungli
Penutupan akses juga terjadi di perempatan Jalan Lingkar Kencing dan lampu merah depan DPRD Kudus.
Berbagai sentilan tertulis di kain yang menempel di bak truk. Di antaranya "butuh obat di negara yang sedang sakit", "Kami Rakyat Kecil Menolak RUU diperpanjang" dan "Saatnya sopir bersatu tolak RUU Odol,".
"ODOL harus direvisi dan jangan hanya merugikan rakyat kecil. Hari ini unjuk rasa ada sekitar 300 an sopir truk," kata salah satu sopir truk, Ikhsan (38).
Ikhsan mengatakan nyaris seluruh truk saat mengangkut barang ada kelebihan karena selama ini tarifnya tergolong murah.
Baca juga: Ribuan Sopir Truk Demo Protes Aturan ODOL, Jalan A Yani Surabaya Macet
Namun dengan kebijakan ODOL, sopir truk justru merasa dirugikan.
Ikhsan mencontohkan jika sebelumnya truk colt diesel dengan tarif Rp 2,5 juta bisa mengangkut 16 ton pasir, maka dengan aturan baru dengan tarif sama hanya bisa mengangkut 4,5 ton pasir.
"Jika pemerintah memberlakukan normalisasi ODOL sehingga harus ada perbaikan dimensi kendaraannya agar sesuai ketentuan. Muatan lebih sedikit terus ditilang. Kami para sopir memodifikasi truk karena untuk mengikuti pesanan dari perusahaan dan apabila kami tidak melakukan modifikasi maka kami akan kalah dengan produk truk baru," tegas Ikhsan.